SPPG Jambe Kabupaten Tangerang Punya SLHS, Jamin MBG Higienis

Rabu 08-10-2025,22:26 WIB
Reporter : Asep Sunaryo
Editor : Aries Maulansyah

JAMBE — Kasus keracunan ma­kan bergizi gratis merajalela di kabupaten dan kota secara na­sional. Pencegahannya, perlu diperhatikan sterilisasi bahan baku, cara memasak, penyajian hingga jalur barang atau karyawan masuk dan keluar dari dapur ma­kan bergizi gratis (MBG).

Hal itu dipaparkan Kepala Sa­tuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Kecamatan Jambe Kabu­paten Tangerang Kurniawan saat diwawancarai Tangerang Ekspres, Rabu, 8 Oktober 2025. Kepada wartawan, luasan lahan dapur umum perlu diperhatikan dengan minimal 150 meter persegi dan maksimal 400 meter persegi.

Tak cuman itu, sebelum opera­sional, dapur umum MBG perlu mendapat Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat ini di­keluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat.

Perlu diketahui, dapur umum MBG Jambe di bawah pengelolaan Yayasan Amal Salam Pancasila. Setiap hari, dapur umum me­nyiapkan makanan untuk ku­rang lebih 4.000 siswa sekolah dan posyandu di Kecamtan Jambe.

”Sebelumnya untuk dapur sen­diri di Kabupaten Tangerang se­dang diproses untuk diterbitkan SLHS sertifikat layak higienis. sistem kebersihannya memang layak untuk dapur itu menjadi syarat utama,” katanya.

Lanjutnya, kunci kedua perlu diperhatikan jalur keluar masuk barang dan karyawan. Setalah dapur umum mendapat sertifikat layak higienis sanitasi dan luasan lahan minimal dari dinas kese­hatan setempat.

”Yang paling penting adalah keluar masuknya barang. Pertama barang itu datang dan ini jadi gerbang dan juga jadi pintu masuk karyawan dan ini yang harus di­perhatikan di setiap dapur ba­nyak juga yang tidak memperhatikan hal-hal ini,” jelasnya.

Lanjutnya, untuk pintu masuk karyawan harus langsung menuju loker. Di sana, semua karyawan wajib melepas dan mengganti pakaian sesuai dengan standar alat pelindung diri (APD). Mulai dari penutup kepala, masker, pa­kaian dan sepatu. Semua wajib sesuai standar Badan Gizi Na­sional (BGN). ”Untuk loker karya­wan sendiri harus steril, bentuknya pakaian karyawan dari luar harus dilepas diganti semua dengan alat pelin­dung diri (APD) sesuai standar BGN,” ujarnya.

Lalu, jalur bahan baku masuk dari luar lansung menuju gudang. Ada gudang basah dan gudang kering. Pemisahan bahan baku penting. Sebab, kata Kurniawan, perlukuan pembersihan bahan baku kering dan basah berbeda.

Kemudian, persiapan memasak juga perlu diperhatikan. Di dapur MBG Jambe, persiapan bahan baku sebelum di masak dimulai pukul 23.00 WIB hingga 00.00 WIB. Ruang gudang dan ruang persiapan harus dipisahkan de­ngan ruang memasak atau dapur.

”Persiapan ini meliputi, per­siapan bahan baku kemudian pencucian bahan baku dan pe­motongan kemudian menyiapkan bumbu atapun segala hal yang perlu dipersiapkan untuk di da­pur,” jelasnya.

Usai persiapan bahan baku, masuk ke tahap memasak atau cooking, istilahnya. Kata Kurnia­wan, memasak menjadi kunci utama agar makanan tetap segar dan aman disantap.

”Setalah itu masuk cooking atau tukang masak. Ini menjadi kunci utama karena memasak yang diwaktu yang tepat merupakan kunci untuk mutu sebuah ma­kanan itu disajikan,” jelasnya.

Jadwal memasak perlu disera­gamkan dengan waktu distribusi ke sekolah. Perlu diperhatikan waktu prepare atau persiapan untuk memasak.

”Untuk prepare masak juga men­jadi kunci utama banyak yang terjadi adalah salah di waktu memasak. Di dapur MBG Jambe dimulai pukul 02.00 WIB, itu baru mulai belum memasak full. Kare­na kalau nasi perlu didinginkan, lauk pauk perlu didinginkan. Kemudian setelah di ruang masak selesai masuk ke ruang distribusi atau pemorsian,” katanya.

Kategori :

Terpopuler