Pilar menambahkan, dalam pengelolaan sebuah aset daerah tidakdah, apalagi sarana olahraga susah-susah mudah. Pasalnya, sumberdayanya terbatas namun sarananya banyak. "Maka kami sangat mengapresiasi adanya perusahaan yang mau mengelola aset kami secara profesional dan tentu bisa bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya.
Pilar mengaku, dahulu lapangan sepakbola bila dikelola sendiri oleh Dispora hanya mendapat sekitar Rp60 juta dalam satu tahun. Namun, bila disewa dan dikelola swasta bisa dapat lebih dari dua kali lipat.
"Mudah-an ini terus bisa memajukan sepakbola di Indonesia. Rana Grounds ini mudah-mudahn bisa memberikan manfaat bagi wilayah, mudah-mudahan masyarakat bisa berpartisipasi juga dan diberi waktu juga untuk sekolah sepakbola," harapnya.
Pilar mengaku, dengan adanya Rana Grounds tersebut tentu saja menambah fasilitas sepakbola yang ada di Kota Tangsel. Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada swasta yang mau berinvestasi di Tangsel dalam mengembangkan fasilitas sarana olahraga.
"Apalgi ini lahan milik pemkot yang dikembangkan secara profesional dan insya allah dikelola secara profesional. Awalnya ini bukan sintetis dan sekarang sintetis dan bisa digunakan 24 jam. Dengan adanya lapangan ini bisa berikan waktu yang luas kapanpun main sepakbola," tuturnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Asprov PSSI Banten tersebut mengaku. Di timnas Indonesia saat ini banyak pemain sepakbola yang berkualitas. Itu tidak bisa dilakukan secara instan dan harus melalui pembibitan usia dini.
"Saya sebagai Ketua Asprov PSSI Banten juga melakukan pembibitan usia dini, membutuhkan lahan-lahan yang berkualitas dan salah satunya Rana soccer Field ini," tuturnya.
Pilar mengaku, pihaknya akan mempertimbangkan kerjasama lagi dnegan sarana olahraga yang lain yang ada di wilayahnya. "Sesuai arahan walikota untuk lahan-lahan yang bisa dikerjasamakan untuk mendongkrak PAD itu akan dilakukan. Sewa itu lebih menguntungkan untuk pemkot karena dari pihak mengelola mau membayar sesuai dengan appraisal yang telah ditentukan pemkot," tuturnya.