Menurut akademisi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Memed Chumaedy, sejumlah program prioritas yang telah dijalankan Sachrudin-Maryono menunjukkan arah kepemimpinan yang tegas dan terukur.
Dalam evaluasinya, langkah-langkah yang diambil selama periode awal dinilai mencerminkan komitmen nyata terhadap percepatan pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, dan pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat.
"Dalam 100 hari ini, kita melihat tidak hanya perencanaan, tapi juga eksekusi di lapangan. Mulai dari penataan birokrasi, layanan publik, peningkatan pendidikan, lapangan pekerjaan, hingga penguatan sektor UMKM, semuanya berjalan secara simultan,” ungkap Memed.
Menurut Memed satu langkah strategis yang diapresiasi adalah program 3G yaitu Gampang Kerja, Gampang Sekolah, Gampang Sembako. Semua ini dilihat dari ragam informasi yang disuguhkan hingga suara masyarakat, Sachrudin - Maryono benar-benar menjalankan apa yang menjadi target di 100 hari kerjanya.
"Walau memang banyak tantangan yang harus dihadapi. Overall yang dikerjakan dalam kacamata saya sudah maksimal. Saya paham 100 hari kerja ini menjadi penilaian krusial publik dari kinerja Sachrudin - Maryono, dan buat saya masyarakat cukup merasakan sederet program kerja yang dihadirkan," tuturnya.
Namun, kata Memed, setelah ini tinggal persoalan tantangan kedepannya. Bahwa tidak semua juga masyarakat harus disuguhkan dengan subsidi terus menerus. Sachrudin- Maryono dapat mendesain pemberdayaan masyarakat yang lebih kuat, untuk meminimalisir subsidi dan fokus pada pembangunan diberbagai elemen.
"Dalam soal 3G dianggap maksimal, agar semua terasa lebih jangka panjang harus diiringi dengan pemaksimalan pemberdayaan masyarakat yang tidak tergantung atas subsidi yang dihadirkan," katanya. (rud)