Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meminta agar Bengkulu fokus kepada pengembangan tanaman perkebunan sawit, karet dan kopi. Fokus tiga komoditas dengan skala ekonomi bertujuan agar pendapatan petani semakin tinggi. "Fokus tiga komoditas akan memudahkan ahlinya memonitor dan mengawasi perkembangan tanaman tersebut,” kata Menteri Amran di hadapan para Bupati dan para Kadis Pertanian sewilayah Bengkulu dalam Rapat Koordinasi Perbenihan/Perbibitan Wilayah Provinsi Bengkulu. “Dulu kami fokus pada pajale (padi, jagung dan kedelai) walau hanya kedelai yang produksinya rendah. Sekarang Indonesia telah swasembada beras, jagung tidak impor lagi dan bawang merah kita sudah ekspor ke Thailand,” katanya. Indonesia sudah dua tahun ini tidak lagi mengenal musim paceklik, hingga kini pangan kita aman, stok beras 1.7 juta ton ada di Bulog. Sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan petani, Menteri Pertanian menyarankan agar dibuat koperasi yang bentuknya dikorporasikan dari beberapa koperasi petani. “Caranya adalah koperasi dikorporasikan, ini dibuat perusahaan 20 persen, kemudian kerja sama, bisa 3 pabrik,” ujar Amran. Langkah ini mendorong petani dapat mengelola usaha taninya dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri. Sebab dengan membentuk korporasi akan memudahkan berhubungan dengan bank dalam penambahan modal. "Rakyat harus menikmati, kita layani, dan setiap jeritan rakyat, kita harus hadir di tengah mereka, jangan biarkan mereka jalan sendiri", sambungnya. Menteri Pertanian juga meminta para Kepala dinas yang hadir agar terus membina petani untuk meningkatkan produksinya. Kondisi komoditas kopi yang saat ini Indonesia berada di urutan nomor 4 setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam. Potensi kopi di Indonesia sangat mungkin untuk merajai dunia. "Dia (vietnam) produksi 3 ton, kita 0,6 ton, kalau ini naik 1 ton saja, kita masuk peringkat 2 dunia, karena luasan 1.2 juta ha, kalau kita naik (produktivitasnya) 1,5 ton, (jadi) 2 ton kita nomor 1 dunia, kita merajai kopi dunia",ujar Amran dengan yakin. Pada kesempatan yang sama, Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan bahwa saat ini Bengkulu yang terdiri dari 20 ribu meter persegi, dimana 53 persen merupakan untuk kawasan produksi dan saat ini sedang digiatkan program intensifikasi pertanian untuk komoditas sawit dan karet. Peremajaan dilakukan karena mutu yang dipergunakan oleh masyarakat 60 persen dari kebun itu produktivitasnya rendah sehingga diperlukan program replenting dan ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat Bengkulu, kata Gubernur. "Ini tidak lain karrna masyarakat saat membangun dengan bibit asalan kebun kelapa sawit itu", sambungnya Dalam.hal ini pemerintah daerah menyambut baik program pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk melakukan peremajaan perkebunan khususnya perkebunan rakyat. "Kami yakin betul kalau ini dilakukakn, lahannya sangat subur, rata-rata lokasi perkebunan itu dekat akses jalan, sehingga sangat dimudahkan untuk cost transportasinya rendah", ujar Rohidin. Pihak pemda pun menyarankan agar petani menggunakan benih berkualitas. Selain kelapa sawit, Bengkulu juga memiliki komoditas karet yang menjadi fokus. Kebun karet 90 persen adalah milik rakyat. Target dalam waktu dekat akan mendirikan pabrik pengolahan karet. Ditambah lagi ada kopi yang menjadi komoditas unggulan selain itu. "Kopi juga untuk Bengkulu ini merupakan provinsi ketiga terbesar penghasil kopi, maka saya kira pengadaan bibit sawit, karet, kopi yang betul tersertifikasi", tambah Rohidin.(jpnn)
Mentan: Pembentukan Korporasi untuk Mensejahterakan Petani
Selasa 19-09-2017,07:32 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :