perkotaan. Antara lain masalah banjir, kemacetan, pengelolaan persampahan, penyediaan air bersih dan pengelolaan sistem air limbah yang aman, kemiskinan, pengangguran dan stunting.
Untuk 2026, Pemkot Tangsel merumuskan beberapa fokus pembangunan yaitu, peningkatan kualitas SDM Tangsel yang unggul dan berdaya saing, melalui bantuan biaya pendidikan untuk PAUD dan SMP, BOSDA jenjang SD dan SMP, beasiswa untuk disabilitas dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Bantuan pendidikan sarjana bagi guru dan tenaga kependidikan, penerapan kurikulum daerah mengadopsi pembelajaran STEAM, pembangunan unit sekolah baru jenjang SMP. Pengembangan sarana PAUD, peningkatan kompentensi guru dalam
pengajaran terutama pengajaran terkait
penerapan teknologi.
Pemberian makan bergizi gratis bagi anak sekolah, peningkatan kualitas Ngider Sehat, perluasan cakupan UHC menjadi 100 persen secara bertahap. Pemberian makanan tambahan bagi balita, ibu hamil dan lansia, pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan mental bagi lansia di Posbindu.
Bantuan dan perlindungan sosial yang lebih adaptif, melalui pemberian alat bantu bagi disabilitas, bantuan program terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Pemberian akses pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus pada SDN dan SMPN, pemberian jaminan sosial bagi pekerja rentan yang terintegrasi dengan BPJS Ketenagakerjaan.
"Serta bantuan sosial bagi masyarakat miskin dan disabilitas dan pelatihan dan penempatan bagi naker difabel," tuturnya.
Pilar mengaku, pembangunan daerah yang berkelanjutan memerlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak, baik itu dari sektor pemerintah, masyarakat, dunia usaha, maupun akademisi.