Jokowi Sudah Start Pilpres

Sabtu 09-09-2017,07:16 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, Presiden Jokowi sudah jelas mulai memanaskan mesin politiknya menghadapi Pilpres 2019. Indikasinya, ia meminta kelompok relawannya Projo (Pro Jokowi) bersiap-siap menghadapi tahun politik. Karena itu, Fahri menegaskan, langkah Jokowi itu harus direspons terutama bagi pihak-pihak yang juga ingin mencalonkan diri menjadi presiden. Menurut Fahri, sama saja mengajak para kandidat capres lainnya untuk mulai bersiap-siap. “Mana yang lainnya? Ini Pak Jokowi sudah nantang-nantang berkali-kali nih," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/9). Menurut Fahri, sudah jelas dengan meminta Projo berkampanye, Jokowi mulai memanaskan mesin nonpartainya. "Karena ini bisa-bisa lebih efektif daripada mesin partai," kata Fahri. Nah, kata Fahri, di kelompok-kelompok nonpartai Jokowi, juga banyak yang duduk di posisi menteri. Menurut dia, mereka sampai sekarang masih percaya nonpartai atau relawan jauh lebih mumpuni daripada mesin partai. "Jadi ini sudah dihidupkan nih dua tahun sebelum pemilu. Karena tahun depan kan seperti beliau bilang kan, bulan September-Agustus itu capres sudah ada. Artinya kampanye lebih kencang," katanya. Namun, Fahri mengingatkan, menghidupkan mesin nonpartai seperti Projo dan relawan lain setahun sebelumnya juga punya efek buruk. "Efek buruknya adalah kompetisi ini akan liar," tegasnya. Sebab, ujar Fahri, ada banyak kelompok relawan yang kadang-kadang tidak ada penanggung jawabnya. Terutama relawan-relawan di sosial media dan sebagainya. "Nah situasi akan panas, tapi panasnya itu banyak yang tidak diketahui apinya datang dari mana," ungkap Fahri. Dia menyebut, perang antarrelawan di media sosial lebih hangat daripada antarpartai. Fahri mengatakan, kalau mesin partai, aturan perangnya sudah jelas. Tapi, kalau relawan perang, aturannya tidak jelas. "Dia jadi menteri ternyata dia relawan, dia jadi pejabat ternyata dia relawan, kan bisa juga itu terjadi," katanya. "Disebut bukan pejabat negara tapi mayoritas komisaris BUMN. Yang begini begini kan masalah juga," jelasnya. Karena itu, Fahri mengingatkan Jokowi agar hati-hati memanaskan mesin yang bisa-bisa punya efek yang tidak terkendali. "Karena orang-orang ini banyak dan tidak teridentifikasi identitasnya relawan-relawan ini," ungkapnya. Kemudian, lanjut Fahri, lebih baik pernyataan Jokowi ditanggapi oleh calon-calon presiden yang ada tentang bagaimana cara mereka mempersiapkan diri. Sebab, sekarang ini calon baru satu yang terlihat. "Jelaslah Projo itu calonnya Pak Jokowi dan beliau sudah manasin mesin. Nah, kandidat yang lain mana kok mesinnya belum dihidupkan?" tegasnya. Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono menilai permintaan Jokowi agar Projo siap-siap memasuki tahun politik, dapat mengganggu kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Apalagi dalam arahannya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Relawan Pro Jokowi (Projo) di Jakarta, Senin (4/9), Jokowi meminta tim relawan massif melakukan kampanye ke tengah masyarakat terkait keberhasilan pemerintahan saat ini. "Saya kira perintah tersebut bisa mengganggu citra dan kinerja BUMN. Karena relawan yang duduk di posisi Komisaris serta direksi BUMN bisa terpecah fokusnya," ujar Arief di Jakarta, Jumat (8/9). Wakil ketua Umum DPP Partai Gerindra ini khawatir fokus kinerja para relawan yang bekerja sebagai komisaris dan direksi BUMN, bakal terpecah antara mendukung kinerja perusahaan atau fokus berpolitik menyukseskan Jokowi pada Pilpres 2019. (jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait