Perlambatan pertumbuhan industri properti dan otomotif membuat Bank Indonesia (BI) sebagai regulator moneter dan makroprudensial melakukan sejumlah kebijakan untuk dapat mengakselerasi permintaan kredit bagi dua industri tersebut.
BI kini tengah mengkaji untuk segera mengeluarkan kebijakan pelonggaran Loan To Value (LTV) Spasial. Dengan kebijakan tersebut nantinya besaran nilai uang muka kredit properti dan otomotif akan berbeda di masing-masing wilayah di Indonesia.
Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi menuturkan, industri properti sangat menanti kebijakan pelonggaran tersebut. Hal itu juga menurutnya dapat melengkapi kebijakan pemangkasan suku bunga 25 bps yang telah dilakukan oleh bank sentral.
‘’Itu memang yang kita tunggu. Buat kami itu bukan hanya akan memberikan sentimen positif pada pembiayaan konsumen untuk kredit properti. Tapi juga akan membuat produk-produk turunan properti lainnya bisa semakin kompetitif,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.
Theresia menjelaskan, perlambatan ekonomi global memang membawa dampak negatif pada industri properti di dalam negeri. Perlambatan tersebut telah dirasakannya sejak awal tahun 2014 silam.
Perlambatan tersebut pada akhirnya membuat perseroan lebih berhati-hati dalam merancang sebuah proyek bagi konsumen. Mau tidak mau, perseroan juga akhirnya memikirkan berbagai strategi agar produk yang dirilis dapat lebih cepat diserap oleh konsumen.
Namun, dia tetap optimis pada pemerintah dan regulator yang terus melakukan deregulasi yang bertujuan agar lebih menggairahkan industri properti dalam negeri. Selama ini, perseroan juga terus melihat respon pasar melalui berbagai produk yang dikeluarkan.
‘’Beberapa deregulasi itu bagus untuk pengembang. Misal kebijakan kepemilikan ororang asing, DIRE, kebijakan kemudahan perizinan, itu semua sangat bagus. Namun memang perlu disinkronisasi dengan pelaksanaannya supaya kebijakan tersebut berjalan efektif,’’ urainya.
Dia juga berharap dengan diturunkannya suku bunga oleh BI dan tengah dikajinya LTV Spasial, sektor perbankan juga dapat lebih cepat mengakomodir perubahan kebijakan tersebut.
‘’Kita harapkan penurunan suku bunga ini akan bisa cepat direspon positif dan secara proporsional oleh perbankan dengan skema pembiayaan yang sesuai dengan pernunan suku bunga itu. Itu yang paling penting,’’ katanya. (dee/JPC)