Panggung Milik Golkar & Demokrat

Jumat 11-08-2017,08:54 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG—Dinamika politik pilkada serentak 2018 di Provinsi Banten mulai terbaca. Melihat dari figur-figur yang sudah mendapat restu parpol, pilkada serentak 2018 bakal menjadi panggungnya Partai Golkar dan Partai Demokrat.  Di empat kabupaten/kota di Banten, yang berani mendeklarasikan diri untuk merebut posisi bupati/walikota, berasal dari kader Golkar dan Demokrat.  Partai lainnya, memilih mencari celah membidik kursi nomor 2 (wakil bupati/walikota). Sebagian besar kandidat yang akan bertarung nanti, merupakan petahana. Hanya Kota Serang yang menyodorkan pendatang baru. Di Kota Tangerang, Partai Golkar merekomendasikan Sachrudin untuk maju dalam Pilkada Kota Tangerang. Sachrudin adalah Ketua DPD Golkar Kota Tangerang yang saat ini menjabat Wakil Walikota Tangerang. Ia diberi keleluasaan untuk memilih, apakah membidik nomor 1 atau nomor 2. Kemudian di Kabupaten Tangerang ada Ahmed Zaki Iskandar yang kembali dijagokan Partai Golkar untuk Pilkada Kabupaten Tangerang. Zaki adalah Ketua DPD Golkar Kabupaten Tangerang, saat ini menjabat Bupati Tangerang. Ia mantab ingin kembali mempertahankan kursi bupati. Untuk Kota Serang, DPP Partai Golkar merekomendasikan Vera Nurlaila yang merupakan istri Walikota Serang Tb Haerul Jaman (kader Golkar). Sedangkan untuk Pilkada Lebak, Partai Golkar merekomendasikan calon dari eksternal yakni Iti Octavia yang merupakan Kader Partai Demokrat dan saat ini menjabat Bupati Lebak. Pengamat politik Untirta Suwaib Amirudin menilai, pada pilkada 2018 ini bakal ada dua parpol yang menonjol, yakni Golkar dan Demokrat. Meski begitu, ia melihat PDIP juga dapat menjadi partai yang menonjol pada pilkada yang akan dilaksanakan tahun depan. “Kalau kita bicara partai, sebenarnya ada tiga partai yaitu Golkar, Demokrat, dan PDIP. Dalam tradisi di Banten, secara sosialogis partai yang buat rumah (koalisi, red) selalu cari tokoh sentral, baik dari aspek finansial dan popularitas, dan ini yang jadi tradisi koalisi di Banten,” kata Suwaib saat dihubungi via telepon tadi malam. Dijelaskan Suwaib, Golkar selama ini mendorong calonnya terkadang bukan dari internal partai, dan ini juga menjadi tradisi di Banten. Apalagi dari empat kabupaten/kota yang pilkada tahun depan, salah satunya ada Bupati Lebak Iti Octavia yang merupakan kader Partai Demokrat. “Kalau Vera kita tahu dari Golkar, tapi di Kota Serang juga ada Ibu Nuraeni yang merupakan kader Demokrat. Kalau untuk Kabupaten Tangerang ada Pak Zaki dan beliau dari Golkar. Sedangkan untuk Kota Tangerang itu kan basisnya Pak WH (Gubenur Banten, red), dan Pak Arief juga merupakan kader Demokrat,” sambungnya. Berbicara tradisi, menurutnya, hanya Golkar dan Demokrat yang berani membangun rumah sendiri. Meski begitu, PDIP juga seharusnya berani membangun rumah sendiri, namun tidak ada keberanian. “Kalau sudah bangun rumah baru bisa cari figur, kalau cari calon baru rumah bisa habis nanti. Dan, itu yang terjadi, contohnya PDIP, bisa bangun partai,” ujarnya. Lebih lanjut, ia menilai partai tidak harus selalu ke arah finansial, karena itu akan menjadi pragmatis. “Kita bisa maklumi jika Golkar dan Demokrat lagi di atas angin. Dan saya mendorong jangan cuma parpol yang jago bangun rumah, tapi juga parpol yang banyak kursi bisa juga bangun rumah,” katanya. Rekomendasi Partai Golkar untuk empat tokoh itu disampaikan Ketua Pemenangan DPP Golkar Wilayah I (Jawa dan Sumatera) Agun Gunanjar Sudarsa pada saat penyerahan rekomendasi dari DPP Golkar untuk empat calon kepala daerah di empat kebupaten/kota di Banten kemarin (10/8). Penyerahan rekomendasi dilakukan di Hotel Ratu Bidakara, Kota Serang. Kepada wartawan, Agun meminta kepada seluruh calon yang mendapat rekomendasi partai untuk terus menjalin komunikasi politik baik dengan parpol maupun calon lainnya. “Kita bukan hanya ingin menang di pilkada nanti. Tapi kontribusi pilkada 2018 jadi solusi tata kelola pemerintahan yang baik untuk rakyat. Koalisi yang ada nantinya harus selalu sinergi untuk membangun pemerintah. Langkah lainnya, tahapan selanjutnya apabila dari masing-masing daerah sudah final lakukan komunikasi politik,” ujarnya. Menurutnya, hasil Pilgub Banten 2017 menjadi motivasi Golkar untuk memenangkan pilkada di empat kabupaten/kota pada 2018 nanti. Meski begitu, Agun meminta kader Golkar di daerah jangan merasa takabur atas capaian yang telah diraih. “Target kita, pilkada ini kita jadikan strategi untuk memenangkan Pileg 2019. Golkar harus jadi pemenang,” ujarnya. Lebih lanjut, Agun memerintahkan kepada DPD 1 dan DPD II untuk selalu berkoordinasi. Hal tersebut lantaran Golkar baru merekomendasikan untuk satu calon saja di masing-masing kabupaten/kota. “Kalau sudah ada pendampingnya, sudah fix, DPD provinsi segera selenggarakan rapat. Nanti akan dipertimbangkan, dilihat dan akan diputuskan oleh DPP. Target waktu, kita tidak kasih batasan,” ujarnya. Saat ditanya apakah posisi Sachrudin dan Iti untuk kepala daerah atau wakil, Agun mengatakan, untuk Kota Tangerang, DPP menyerahkan sepenuhnya kepada DPD Golkar Kota Tangerang. “Kalau untuk Bu Iti salah satu penilaian kita adalah kinerja Bupati Lebak itu masih sangat kompeten dalam memimpin Lebak. Hal itu juga kenapa kita merekomendasikan Bu Iti,” katanya. Ketua DPD Golkar Kota Tangerang Sachrudin mengatakan, rekomendasi yang diterima oleh DPP adalah untuk maju dalam pilkada, baik sebagai calon walikota maupun wakil walikota. “Tadi disampaikan oleh Pak Agun kita bukan buat jago-jagoan, tapi bagaimana bisa mengelola tata pemerintahan yang berpihak kepada rakyat,” katanya. Saat ditanya apakah dirinya akan kembali berpasangan dengan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, menurut Sachrudin, hal itu bisa saja. “Tapi kalau nanti pisah dengan Pak Arief itu juga bisa saja, kan dinamika politik. Pokoknya nanti kalau sudah ada calon pendampingnya akan ada deklarasi, itu pun setelah ada kesepakatan,” ujarnya. Ia mengaku, saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi baik dengan calon yang lainnya atau dengan parpol. Hal itu lantaran untuk bisa mengikuti pilkada, Partai Golkar masih kekurangan empat kursi dari syarat utama pencalonan yakni 10 kursi. “Komunikasi dengan parpol itu terus ada, saya juga sudah ikut penjaringan ke beberapa partai. Yang jelas kita tidak ada ambisi yang berlebihan, yang penting bekerja untuk kepentingan masyarakat Kota Tangerang,” jelasnya. Sementara, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah mengatakan, usai pemberian rekomendasi ini DPD akan terus menjalin komunikasi dengan calon dan partai pengusung. “Tugas kita terus komunikasi baik calon yang direkomendasikan maupun dengan parpol. Untuk calon pendamping dari masing-masing calon dari kita nanti akan dikomunikasikan, dan nanti akan kita bawa ke tingkat DPP,” kata Tatu.(tb/and/bha)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler