Yayasan Guriang, Luncurkan Saba Budaya Banten

Selasa 26-03-2024,16:25 WIB
Reporter : A Fadilah
Editor : Andi Suhandi

TANGERANGEKSPRES.ID - Yayasan Guriang Tujuh Indonesia meluncurkan program pengelolaan ruang budaya yang diberi nama Saba Budaya Banten. Program ini bertujuan untuk membentuk opini, sikap, dan persepsi masyarakat terhadap berbagai aspek budaya di Banten.

Peluncuran dilaksanakan di Amphiteater Guriang Indonesia, Kampung Alun-alun, Desa Warunggunung, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Selasa (26/3/2024).

Saba Budaya Banten menciptakan ruang untuk dialog, refleksi, dan pemahaman akan tanggung jawab masyarakat dalam mengembangkan dan melestarikan warisan budaya komunitas atau wilayah. Program ini mengacu pada representasi visual dari keragaman budaya yang diintegrasikan dengan konsep keberlanjutan.

Ketua Yayasan Guriang Tujuh Indonesia, Dede Abdul Majid, menjelaskan bahwa Saba Budaya Banten fokus pada ekologi budaya, sosial budaya, dan ekonomi budaya sebagai upaya mencapai tujuan keberlanjutan. Program ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu jangka pendek, menengah, dan panjang.

"Kegiatan peluncuran Saba Budaya Banten diawali dengan diskusi kebudayaan bersama Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata, budayawan Banten Dadan Sudjana, dan Bambang Prihadi ketua Dewan Kesenian Jakarta. Diskusi tersebut dipandu oleh Nedi Suryadi dari Sandekala Institute," kata Dede.

Dede menerangkan, acara peluncuran juga dimeriahkan oleh Sanggar Lebak Membara, angklung buhun Baduy, Qasidah ibu-ibu masyarakat alun-alun, tari kreasi Ngagebot dari SDN 3 Tambak Baya, serta pertunjukan Reo dan Gozil Momonon, dan pencak silat.

"Program Saba Budaya Banten diharapkan dapat melibatkan langsung masyarakat dalam proses kreatif dan meningkatkan pemahaman mereka tentang teknik dan proses berkarya, sekaligus meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan pengelolaan ruang budaya di Banten," ucapnya.(*)

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait