elalui sistem Big Data, Bank Indonesia berharap bisa memantau perilaku pasar dan pergerakan investor di Indonesia. Pemantauan tersebut dilakukan dengan menghimpun data dan informasi dari berbagai sumber yang sudah dikelola dengan sistem Big Data.
Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati selain digunakan untuk mengetahui kebiasaan pasar dan investor dalam merespon berbagai kondisi, sistem Big Data juga digunakkan untuk mengetahui persepsi publik terhadap Bank Indonesia.
"Area yang bisa digunakan dalam Big Data, bisa akses perilaku pasar dan investor, bisa lihat keterkaitan bisnis keuangan dan lain sebagainya dan mengukur persepsi publik terhadap kebijakan BI," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (7/8). Selain itu, Bank Indonesia juga memanfaatkan sistem Big Data untuk memantau perilaku investor dalam transaksi Surat Berharga Negara (SBN).
"Transaksi SBN kan di BI kami manfaatkan untuk lihat investor besar bagaimana perilakunya dalam kondisi tertentu. Dalam kondisi apa si investor ini bisa menarik investasi atau lepas SBN dan kondisi bagaimana dia bisa membeli," lanjutnya.
Langkah tersebut diharapkan dapat mengantisipasi keluarnya dana asing secara tiba-tiba. Selain itu, BI berharap memperkuat proses pengambilan keputusan di sektor moneter, Stabillisasi Sistem Keuangan (SKK), dan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang Rupiah (SP-PUR).
Dengan demikian, nantinya BI bisa mengantisipasi keluarnya dana asing secara tiba-tiba (sudden capital outflow). Sebelum terjadi, kondisi tersebut dapat dideteksi sedini mungkin dan dilakukan langkah pencegahan. "Kita bisa deteksi lebih cepat kalau gunakan Big Data. Dengan informasi yang lebih cepat tersedia, dan cakupannya luas kita lakukan untuk perbaikan kualitas data informasi sehingga lebih baik, baik dari sektor moneter, stabilitas keuangan, dan sistem pembayaran dan pengedaran uang Rupiah," tutupnya. (cr4/JPC)