Semua Sekolah Negeri Berkualitas

Sabtu 08-07-2017,05:42 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGSEL-Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2017 tingkat SMP berakhir kemarin. Sejak dibuka 4 Juli lalu, berbagai persoalan terjadi dalam penerapan sistem online penerimaan siswa baru (PSB) tersebut. Mulai dari Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kartu Keluarga (KK) yang bermasalah hingga server PSB online yang sulit diakses. Di Kota Tangsel, persoalan Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah persoalan terumit sepanjang PSB online ini. “Mereka harus memperbaiki NIK anaknya terlebih dulu di posko yang disediakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,” ungkap Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Taryono, Jumat (7/7). Ia mengatakan, NIK yang bermasalah didominasi warga Kecamatan Setu. Bahkan hingga pukul 13.00 kemarin, warga Kecamatan Setu masih memenuhi kantor Disdukcapil. Padahal, pendaftaran PPDB online tinggal hitungan jam lagi. Taryono menegaskan tidak ada perpanjangan waktu PPDB online ini. Walau server sempat offline pada 5 Juli, Dindikbud tetap hanya akan melayani PSB sampai Jumat malam. “Sangat kecil kemungkinan melakukan penambahan hari untuk melakukan penerimaan. Saya akui semua jajaran sudah memberikan pelayanan terbaik untuk warga Kota Tangsel. Semua dilakukan secara transparan tanpa mementingkan pihak-pihak terkait,” kata Taryono saat ditemui di ruangannya. Taryono meminta orangtua siswa mengubah pola pikir terkait kualitas sekolah. Semua sekolah di Kota Tangsel memiliki kualitas yang sama. “Sekolah di mana saja, sama saja. Kota Tangsel memiliki sekolah berkualitas baik negeri maupun swasta,” tuturnya. Saat disinggung soal pungutan liar (pungli) berkedok PSB kolektif yang ada di kota Tangsel, Taryono menampiknya. Dia mengatakan, tidak ada pembayaran pendaftaran sekolah baik SD maupun SMP. “Semua gratis,” katanya. Begitu juga dengan Nindin Komarudin, Kepala SMPN 11 Kota Tangsel. Dia mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi di sekolah yang dipimpinnya. Pendaftaran di sekolahnya tidak dipungut biaya. “Tidak ada pembayaran apa pun. Paling nanti beli baju batik dan olahraga. Itu juga nanti masih lama,” katanya saat dikonfirmasi Tangerang Ekspres. Salah satu orangtua siswa yang menolak namanya ditulis, mengaku dimintai sejumlah uang dengan alasan biaya kolektif masuk SMP negeri di Ciputat. (bun)

Tags :
Kategori :

Terkait