Positif Corona Jadi 19, Jangan Borong Masker Tapi Rajin Cuci Tangan

Selasa 10-03-2020,07:37 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Gelombang kedua penyebaran Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV2 masih belum usai. Jumlah pasien di Indonesia yang tertular virus Corona terus meningkat. Per Seni (9/3), tercatat ada 19 kasus positif Corona. Mereka kini diisolasi di sejumlah RS agar tidak menjadi sumber penularan. Dari 13 kasus tambahan yang teridentifikasi kemarin, lebih dari separonya adalah WNI yang baru pulang dari luar Indonesia. Ke-13 kasus itu teridentifikasi dari hasil pemeriksaan genom sequencing yang dilakukan Kamis (5/3) lalu. Pemeriksaan mendalam itu butuh waktu tiga hari. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, hampir seluruh pasien datang dalam kondisi sakit ringan dan sedang. Hanya ada satu yang sakit menjurus ke kondisi berat, yakni kasus 08 (pasien terinfeksi Corona ke-8). Dia adalah suami kasus 07 yang baru pulang dari luar negeri. ’’Kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen, karena sebelum kontak dengan 07, kasus 08 ini sudah sakit duluan,’’ terangnya. Yakni, sakit karena diare dan ditambah riwayat diabetes. Selebihnya, rata-rata hanya merasakan flu yang tidak tergolong berat. ’’Seluruhnya mandiri, di dalam kaitan dengan layanan keperluan dia,’’ lanjut pria yang kemarin resmi menjabat sebagai Dirjen P2P Kemenkes itu. Tidak ada yang menggunakan oksigen maupun infus, dan bisa melakukan layanan rawatan sendiri. Bedanya, mereka diisolasi secara fisik dari dunia luar demi mencegah penyebaran. Para pasien itu masih bisa berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya menggunakan ponsel. Karena mereka memang belum bisa ditemui secara fisik tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). Karena itu, tuturnya, Presiden Jokowi sudah berbicara dengan dia, untuk meminta agar masyarakat tetap tenang. Karena kondisi klinis Covid-19 kali ini sudah berbeda dengan yang terjadi di Wuhan pada awal-awal masa penularan. Gejalanya pun sudah semakin minim. Di antara mereka, terdapat dua warga negara asing yang didapat dari hasil contact tracing kasus 01. Secara keseluruhan, ada tujuh orang yang penularannya terkait dengan kasus 01. Yakni, kasus 02, 03, 04, 05, 10, 11, dan 12. Ada pula yang menjadi subklaster, yakni kasus 13. Dia tertular oleh kasus 03. Meskipun tidak ada pernyataan langsung, bukan tidak mungkin jumlah pasien positif akan bertambah lagi ke depan. Sebab, saat ini masih ada delapan suspect yang masih menunggu hasil pemeriksaan. Kemudian, pemerintah juga melakukan contact tracing terhadap orang-orang yang pernah berinteraksi dengan para kasus positif. Karena itu, masyarakat juga diminta mematuhi protokol kesehatan yang dibuat dengan pemerintah. Bukan dengan memborong masker, melainkan dengan rajin cuci tangan dan membiasakan hidup sehat. Juga bagi yang sakit, membatasi kontak dengan orang lain. Yuri juga mengklarifikasi adanya isu bahwa untuk bisa mengikuti tes virus SARS-CoV2, harus membayar. Bahkan ada yang disebut-sebut Rp 700 ribu. ’’Tes Corona itu tidak permintaan pasien, tetapi ini adalah kepentingan pemeriksaan dokter,’’ tegasnya. Selain itu, tes SARS-CoV2 hanya dilaksanakan di Balitbangkes, tidak di tempat lain. Dan di tempat tersebut, tidak ada pungutan biaya apapun karena ditanggung negara. Pihaknya sudah beberapa kali menelusuri isu tersebut. Ternyata bukan tes SARS-CoV2. Melainkan hanya informasi yang berasal dari ’katanya’. Sementara belum pernah dilakukan. Yang jelas, seseorang tidak bisa begitu saja meminta dites SARS-CoV2 tanpa rekomendasi dari dokter yang mencurigai bahwa dia memiliki gejala tersebut. Terpisah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menekankan bahwa hingga saat ini belum ada opsi pemulangan WNI di Italia menyusul kebijakan me-lockdown sejumlah wilayah. Menurut dia, seluruh WNI dalam kondisi baik dan dalam pantauan KBRI Roma. Seperti diketahui, per Minggu (8/3), Pemerintah Italia memutuskan untuk melakukan lock down (munutup akses keluar masuk) seluruh wilayah Lombardia, wilayah Veneto (Provinsi Venezia, Padova, Treviso), wilayah Emillia Romagna (Provinsi Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, Rimini), wilayah Piemonte (Provinsi Alessandria, Asti, Novara, Verbano, Vercelli), dan wilayah Marche (Provinsi Pesaro-Urbino). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. ”KBRI terus memastikan kondisi mereka. Diharapkan dengan menjalankan semua instruksi otoritas setempat, maka kondisi mereka tetap terjaga dengan baik,” tuturnya. Faizasyah mengatakan, saat ini tercatat 1.239 WNI yang tinggal menetap di berbagai wilayah tersebut. Hingga saat ini belum ada WNI yang terinfeksi COVID-19 di wilayah lock down. Secara umum para WNI dalam kondisi tenang dan memutuskan tinggal di rumah sesuai ketentuan otoritas setempat. Menurut KBRI Roma, terkait suplai bahan pangan sehari-hari masih terjamin. Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta para dai untuk ikut menenangkan masyarakat di tengah semakin banyaknya kasus positif virus Corona. Permintaan tersebut ia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) di komplek istana Wakil Presiden kemarin (9/3). ’’Barangkali dai supaya bisa menenangkan masyarakat supaya tidak panik,’’ kata Ma’ruf. Dia menegaskan masyarakat jangan sampai panik. Sebab kepanikan itu akan bisa menjadi musuh yang bisa menguncang situasi. Termasuk juga beredarnya berita hoaks terkait Corona. Ma’ruf mengatakan masyarakat perlu diedukasi supaya menerima atau mendengarkan informasi resmi dari pemerintah. Menurutnya peran dai sangat strategis untuk bersama pemerintah membuat masyarakat menjadi tenang di tengah penyebaran virus Korona. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sanggup menyelesaikan pembangunan fasilitas observasi/penampungan/karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya COVID-19 di Pulau Galang, Batam dalam waktu 3 minggu. RS khusus penyakit menular tersebut bakal memanfaatkan lokasi bekas tempat penampungan pengungsi Vietnam yang difungsikan sejak tahun 1979 hingga 1996 di Pulau Galang. Kini lokasi tersebut merupakan kawasan wisata sejarah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo, seluruh fasilitas kesehatan yang dibangun tersebut diharapkan selesai akhir Maret 2020. "Target yang diberikan Bapak Presiden adalah 2-3 minggu harus selesai dan siap untuk dimanfaatkan,” kata Basuki kemarin (10/3). Saat ini pekerjaan land clearing telah dimulai dengan memobilisasi alat berat berupa 7 unit dozer, 7 unit eskavator, 4 unit dump truck, didukung dengan 2 unit genset, 2 mobil tangki air dan 1 toilet mobile. Akses keluar masuk pulau juga ditingkatkan dengan membangun helipad dan memperbaiki dermaga di Pelabuhan Pulau Galang yang dikelola UPT Dinas Perhubungan Pemkot Batam. PUPR tidak hanya berkewajiban menyelesaikan bangunan rumah sakit untuk isolasi saja. Tapi juga fasilitas pendukung seperti rumah dokter/perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain. “Sekarang sudah mulai land clearing, pasokan listrik dari PLN juga akan segera kita sambungkan," kata jelas Basuki. (jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait