Pengamat ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menilai kinerja apik yang diperlihatkan Bank Jabar Banten (BJB) sepanjang 2019 akan berlanjut pada 2020. Terlebih, Bank BJB sudah memperlihatkan tren pertumbuhan positif pada kuartal keempat.
"Dengan situasi makroekonomi yang sangat berpengaruh kepada industri perbankan, bertahan pun sebetulnya sudah bisa dikatakan baik. Kondisi yang dicapai bank bjb sudah jauh lebih baik. Itu sudah sesuai dengan ekspektasi. Pencapaian ini akan menjadi modal dasar bagi bank bjb di 2020," kata Acuviarta.
Tercatat sepanjang 2019 lalu, Bank BJB menorehkan laba bersih sebesar Rp1,56 triliun atau tumbuh 0,8 persen year on year (y-o-y). Pertumbuhan laba itu diikuti penambahan nilai aset sehingga menjadi sebesar Rp 123,5 triliun atau tumbuh 2,8 persen y-o-y.
Sektor kredit yang menjadi ujung tombak utama Bank BJB dalam mendongkrak pendapatan tumbuh 8,7 persen y-o-y menjadi Rp 81,9 triliun. Selain itu, net interest margin (NIM) Bank BJB juga terus menguat memasuki akhir tahun dengan berada pada level 5,7 persen lebih baik ketimbang perbankan nasional yang tercatat 4,91 persen berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun angka kredit macet dan bermasalah (non performing loan/NPL) bisa ditekan pada kisaran 1,58 persen. Angka itu jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional dengan rasio NPL 2,53 persen.
Kondisi kinerja positif tersebut dinilai bakal terus menampak merujuk kepada kondisi internal dan strategi pergerakan perseroan yang sudah ditempuh. Belum lama ini, Bank BJB menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan II (PUB II) Obligasi Subordinasi Tahap I senilai Rp500 miliar.
Acuviarta menyebut penerbitan obligasi itu sebagai pertanda optimisme yang terus tumbuh di tubuh Bank BJB. Dia melihat langkah penerbitan surat utang ini bakal mendapat respons positif dari publik. (jpg)