SERANG-Penderita gizi buruk di Kota Serang mencapai 101 orang. Hal itu disebabkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) warga masih rendah. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Serang, dr. Lenny Suryani mengatakan angka kasus gizi buruk tersebut merupakan hasil pendataan yang dilakukan pada akhir 2019. Kasus tersebut paling banyak berada di Kecamatan Kasemen. "Ya memang kasus ini cukup banyak, tapi kalau dibandingkan tahun sebelumnya ini lebih rendah. Kasus gizi buruk paling banyak di Kasemen, ini merupakan PR (pekerjaan rumah) bersama," katanya kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (11/2). Menurut Lenny, dari 101 kasus gizi buruk itu, pihaknya telah melakukan intervensi terhadap penderita dengan menaikkan berat badan. Sehingga yang tersisa hingga kini tinggal 76 orang. "Kemarin juga ada di Puskesmas Banjar Agung, tapi sudah kami intervensi dengan penanganan dari ahli gizi. Mudah-mudahan tahun ini bisa kita intervensi 76 itu," ujarnya. Ia mengatakan, untuk mengatasi kasus tersebut, pihaknya memberikan makanan tambahan yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemkot Serang. Kemudian pembuatan pos gizi dan pelatih gizi untuk penanganan gizi buruk. "Kami tidak tinggal diam, jadi bukan hanya penanganan, tapi juga melakukan pencegahan dengan pelatihan ke kader-kader," paparnya. Kepala Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Teti Mulyati mengatakan jumlah kasus gizi buruk di wilayahnya mencapai sembilan kasus. Hingga kini, pihaknya telah mengintervensi terhadap tiga kasus sehingga tinggal enam kasus. "Sisanya itu ada enam, tapi empat di antaranya karena ada penyakit penyerta yang menyebabkan gizi buruk. Sementara dua lainnya itu murni karena gizi buruk," katanya seusai Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektoral Puskesmas Kilasah di kantornya, Selasa (11/2). Menurut dia, pihaknya telah melakukan beberapa upaya seperti pemberian makanan tambahan di posyandu dan beberapa penanganan langsung. "Setiap posyandu kita berikan tambahan makanan untuk bayi-bayi yang dibawa ke posyandu. Ini diberikan dari pusat, provinsi maupun Pemkot Serang dalam bentuk biskuit," ujarnya. Walikota Serang Syafrudin yang turut hadir dalam acara tersebut, mengatakan kedatangannya untuk memastikan pelayanan dalam Puskesmas Kilasah. Baik untuk pelayanan umum maupun gizi buruk yang terus diintervensi agar lebih sehat. "Alhamdulillah pelayanan tersebut berjalan semua, baik persalinan 24 jam, dokter gigi maupun rawat inap," katanya. Untuk kasus gizi buruk yang menyisakan empat kasus, Syafrudin berharap agar puskesmas dapat mengintervensi semuanya di tahun 2020, sehingga tidak ada lagi kasus gizi buruk di Kecamatan Kasemen. "Mudah-mudahan 2020 sudah selesai (kasus gizi buruk), dan kami juga akan mengunjungi puskesmas lainnya untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan lancar," paparnya. (mam/tnt)
Penderita Gizi Buruk Capai 101 Orang
Rabu 12-02-2020,04:15 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :