JAKARTA – Kita memang sudah terlalu terbiasa menggantungkan harapan juara kepada sektor ganda putra. Dan, mereka memang jarang mengecewakan. Di Indonesia Masters 2020, yang digelar di Jakarta, bukan dua, tapi tiga pasangan berpeluang melaju ke final. Dengan begitu, satu slot final sudah pasti dikunci oleh pasangan kesayangan badminton lovers tanah air. Ya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sukses menghajar lawan-lawannya tadi malam. Semuanya harus melalui pertandingan yang ketat dan superseru. Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian bahkan harus berjibaku dalam tiga game. Nah, dua pasangan itu juga bakal bentrok di semifinal hari ini. Buat Fajar/Rian, menghadapi pasangan senior yang sangat matang bisa menyulitkan. Mereka baru dua kali bertemu dan skor head-to-head imbang 1-1. Namun, pada pertemuan terakhir, pasangan berjuluk FajRi itu kalah. Tepatnya di semifinal Kejuaraan Dunia 2019. Tidak hanya fisik, mental mereka juga harus bagus. ’’Kami persiapan fisik. Terus, jaga stamina. Juga fokus. Kami sudah beberapa hari ini main rubber game dan ramai (ketat) terus,” ungkap Rian. ”Kondisi pasti turun. Jadinya harus jaga makan dan istirahat. Yang penting coba main maksimal dulu. Kami nggak mau terlalu mikir soal menang kalah,” jelas Rian. Mereka memang harus memeras seluruh keringat dengan sangat keras tadi malam. Lawan mereka adalah pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen yang sangat tangguh. Tenaga mereka seolah tidak habis-habis. Coverage lapangan bagus, defense baja, dan smesnya tajam. Di awal game ketiga, otot kaki Fajar sampai tertarik. Dia sempat minta medical assistance. ”Sudah hampir kram tadi,” ungkap Fajar di mixed zone. ”Saya minta dia (Rian) tolong cover. Saya sendiri sudah nggak bisa banyak gerak. Tapi maksa aja. Untungnya, semua berjalan baik. Strategi juga jalan. Makanya yang penting sekarang jaga fisik untuk menghadapi besok (hari ini, Red),” papar pemain kelahiran Majalengka, Jawa Barat, itu. Menghadapi Ahsan/Hendra yang supersabar dan taktis, Fajar dan Rian bertekad tidak boleh kalah start. ”Apalagi kalau poin-poin kritis harus main safe, fokus. Lawan pemain senior pikiran nggak boleh ke mana-mana,” ujar Fajar. ”Belakangan mereka luar biasa mainnya, perlu diapresiasi. Tapi, kami juga nggak mau kalah,” tegas dia. Di sisi lain, kunci menghasilkan all-Indonesian final sebenarnya berada di tangan Marcus/Kevin. Mereka harus melewati adangan pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Woi Yik. Ini bukan soal mudah tentunya. Permainan Minions –sebutan pasangan nomor satu dunia itu– agak mengkhawatirkan. Kemarin melawan pasangan nomor 29 dunia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin (Malaysia) saja harus melewati setting point. ”Di game kedua, lawan lebih berani dan nggak gampang mati. Mainnya juga lebih safe, jadi lebih alot,” komentar Kevin. ”Lapangan kami juga lebih menguntungkan. Karena ’menang angin’, serangannya lebih dapat. Di game kedua, serangan kami nggak seefisien game pertama. Sebaliknya, serangan lawan lebih ada tekanannya,’’ tambah Marcus. Dalam empat laga melawan Chia/Soh, Minions tak pernah kalah. Namun, jelas mereka tidak boleh lagi gampang kehilangan fokus seperti tiga babak sebelumnya. ’’Kami juga sering ketemu sama mereka. Mereka main cukup bagus, defense rapat, tak gampang mati. Jadi, kami harus lebih siap dan fokus. Harus lebih yakin,’’ kata Marcus. (jpg)
Ayo All-Indonesian Final Lagi! Tiga Ganda Putra di Semi Final
Sabtu 18-01-2020,06:10 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :