TANGERANG- Bagi yang ingin menikmati suasana pedesaan sekaligus bisa membuat perut kenyang, datang saja ke Rumah Makan (RM) Kampoeng Kalapa. Rumah makan yang juga menyediakan fasilitas bumi perkemahan dan wisata kreatif (outbound) itu terletak di Kabupaten Tangerang tepatnya di Kampung Kalapa, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya.
Pengunjung bisa mencicipi beragam menu terutama ikan-ikan segar di rumah makan yang berada di dekat pesawahan itu. Alunan syahdu instrumen musik khas Sunda berpadu dengan suara riak air kolam ikan.
Deretan saung bambu beratapkan daun nampak sejuk. Seolah membentuk mozaik khas suasana desa yang sulit didapatkan di tengah padatnya pembangunan industri dan properti. Sedikit bocoran, sawah yang disulap jadi rumah makan itu adalah sawah asli yang masih asri.
Pemilik Rumah Makan Kampoeng Kalapa, Haji Arifin menuturkan, rumah makan itu sudah dirintisnya sejak 11 tahun silam, tepatnya tahun 2008.
"Awalnya tidak seluas ini, tapi lambat laun sengaja diperluas dan ditambah fasilitasnya," kata Arifin, Minggu (1/9).
Di tengah suasana sejuk, Arifin menceritakan kisahnya membangun rumah makan itu. Menurut pria yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Tangerang itu, konsep pedesaan sengaja dibuat karena rumah makan dengan konsep itu di wilayah Kabupaten Tangerang masih sedikit.
Dia menambahkan, kelebihan rumah makan itu adalah lokasi yang agak jauh dari jalan raya utama. Sehingga, kata dia, relatif aman dari deru suara kendaraan atau debu jalanan.
"Bahkan selain bisa ngadem dan makan, di sini juga pengunjung bisa memancing di kolam-kolam yang kami sediakan," terangnya.
Arifin mengatakan, untuk memanjakan pengunjung rumah makan miliknya, sejak beberapa tahun lalu ia berinisiatif mendatangkan 23 ekor rusa. Menurutnya, rusa-rusa itu didatangkannya langsung dari Istana Bogor. Maka, sejak saat itu, para pengunjung juga bisa melihat langsung kawanan rusa.
Dia menceritakan, proses untuk mendatangkan rusa tidaklah mudah. Pertama-tama, ia mengajukan proposal pemeliharaan rusa ke Sekretariat Negara RI. Selang beberapa bulan, kata dia, surat itu direspons dan didisposisikan ke Istana Bogor.
"Akhirnya kami mendapat rekomendasi untuk memelihara beberapa rusa. Ada sertifikatnya dan tentu dilarang diperjualbelikan," ucap dia.
Tak hanya mendatangkan rusa, Arifin juga menambahkan fasilitas perkemahan dan aneka outbound. Dengan demikian, rumah makan itu kini tak hanya sebagai tempat makan atau resepsi pernikahan, melainkan juga aneka kegiatan luar ruangan.
"Ada juga beragam fasilitas mainan seperti ayunan untuk buah hati," tandasnya. (din)