JAKARTA – Bandul dukungan calon menteri kini berayun ke tokoh muda. Sejumlah nama mencuat. Baik dari kalangan partai maupun profesional. Namun, Jokowi-Ma'ruf diminta tetap memperhatikan faktor kompetensi dan kebutuhan. Nama-nama tokoh muda yang dianggap layak masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf sebenarnya sudah mencuat sejak Maret lalu. Saat itu, lembaga survei Arus Survei Indonesia (ASI) merilis nama tokoh-tokoh muda yang layak dipertimbangkan menjadi calon menteri. Nama-nama itu didapat dari hasil survei terhadap 110 pakar dari berbagai bidang. Mulai akademisi, parpol, ormas, mahasiswa, kalangan profesional, budayawan, hingga praktisi pemerintahan. ’’Nama-nama mereka masih relevan untuk diusulkan saat ini kepada presiden,’’ terang Direktur eksekutif ASI Ali Rif’an saat dikonfirmasi kemarin (7/7). Dari kalangan profesional, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak berada di posisi teratas usulan para pakar. Sedangkan dari parpol, nama tokoh Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di puncak usulan. Dalam surveinya, dia meminta para pakar menilai lima aspek. Integritas dan rekam jejak, kompetensi dan kapabilitas, inovasi dan kreativitas, komunikasi publik dan pengaruh sosial, serta aspek manajerial dan kemampuan memimpin. Tokoh yang mendapat nilai rata-rata tertinggilah yang direkomendasikan menjadi bahan pertimbangan Jokowi-Ma’ruf. Menurut Ali, untuk masuk di kabinet tidak sekadar butuh kecakapan dan integritas. Lebih dari itu, ada faktor-faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan. ’’Misalnya apakah presiden nyaman atau tidak, atau partai koalisi nyaman atau tidak,’’ lanjutnya. Faktor kenyamanan menjadi penting. Karena menteri akan bekerja dan berinteraksi dengan presiden selaku user. ’’Jangan sampai ini orang berprestasi, punya kompetensi, tapi nanti justru kontraproduktif ketika ditarik di kabinet,’’ tutur Ali. Bagaimanapun, keputusan siapa tokoh muda yang akan masuk kabinet sepenuhnya ada di tangan presiden. Meski demikian, Ali menyarankan agar dalam menimbang-nimbang, nama-nama hasil survei lembaganya itu tidak terlewatkan. Bisa jadi, presiden juga punya tim yang khusus meriset tokoh-tokoh milenial yang dianggap layak dipertimbangkan. Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak enggan memberi jawaban saat dikonfirmasi Jawa Pos. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak punya kapasitas untuk menyampaikan pernyataan. Apalagi menanggapi hasil survei ASI. ’’Kalau terkait persoalan di Jatim, saya jawab. Tapi kalau yang ini saya tidak akan komentar,” ujar Emil. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengaku sangat mendukung tokoh muda masuk kabinet. ”Tokoh seperti Nadiem dan Zaky telah membuktikan sebagai enterpreneur dan profesional leader yang handal di perusahaan masing-masing. Bahkan sekarang sudah menjadi unicorn Indonesia,” ujar Shinta kepada Jawa Pos kemarin. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional dan Investasi itu memandang Indonesia perlu memiliki tim ekonomi yang kuat. ”Butuh orang yang punya rekam jejak dan mengerti permasalahan di lapangan. Jadi, prinsipnya bisa berkoordinasi dengan stakeholder internal seperti pemerintah pusat dan daerah, juga dengan dunia eksternal atau dengan dunia usaha,” tambah Shinta. Pemerintah yang akan datang, lanjut Shinta, perlu bergerak cepat dengan situasi global seperti saat ini. Sebab, Indonesia memiliki banyak tantangan untuk bisa berkompetisi dengan negara lain. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengungkapkan, sah-sah saja jika Jokowi memilih sosok muda untuk menjadi menteri. Sebab, kapasitas untuk menjadi menteri bukan dinilai dari segi umur. Melainkan, kapabilitas orang tersebut dalam memajukan perekonomian. “Yang terpenting, sosok untuk jadi menteri harus kreatif, punya integritas, track record-nya baik dan komunikator yang andal,” katanya. Sosok CEO Go-jek Nadiem Makarim dan CEO Bukalapak Ahmad Zaky adalah tokoh yang dinilai berhasil melahirkan start-up unicorn di Indonesia. Karena itu, menurut Bhima, wajar jika nama-nama tersebut banyak disebut dalam daftar calon menteri Jokowi. Indonesia sendiri tengah fokus pada perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0. Hal tersebut membutuhkan penanganan khusus. Sebab, dibanding Thailand, Indonesia cukup tertinggal dalam pengembangan ekonomi digital. Thailand sudah mempunyai Kementerian Ekonomi Digital yang fokus mempercepat perizinan dan memberikan insentif untuk inovasi maupun pengembangan start-up. Bila perlu, Indonesia juga bisa membuat kementerian serupa. Apalagi, nilai transaksi e-commerce di Indonesia sudah lebih dari Rp 100 triliun per tahun. Nilai valuasi start-up pun terus meningkat. ''Kalau di Indonesia sebenarnya banyak sosok yang jadi leader pengembangan ekonomi digital,” papar Bhima. Menurut dia, Nadiem dan Zaky dapat mengisi posisi di kementerian ekonomi digital tersebut, jika memang ada. Jika tidak, keduanya dinilai cocok memimpin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Lukmanul Khakim, politikus muda PKB kaget saat mendengar namanya disebut sebagai anak muda yang potensial menjadi calon menteri Jokowi. "Sebenarnya saya belum berpikir ke arah sana," terang anggota DPR kelahiran 8 Januari 1983 itu. Terkait kesiapannya jika dipilih sebagai menteri, Lukman menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. Penentuan menteri menjadi hak prerogratif presiden. Yang pasti, anak muda yang nantinya masuk kabinet bisa memunculkan semangat dan ide-ide baru yang lebih fresh. "Sebenarnya saya melihat potensi besar pada generasi milenial itu pada hal-hal yang out of the box, tidak bekerja hanya business as usual," terangnya. Ketua Umum PSI Grace Natalie tidak mau berandai-andai terkait peluangnya menjadi menteri. "Bagi saya dan PSI, pengisian kabinet sepenuhnya hak prerogatif presiden," terangnya. Dia yakin Jokowi lebih tahu figur menteri yang tepat. Saat ini, kata Grace, dirinya disibukkan dengan tugas-tugas partai yang cukup padat. Banyak agenda politik yang harus disiapkan. "Kami fokus pada kerja partai," terang mantan wartawan itu. Nama lain yang digadang-gadang masuk calon menteri milenial adalah Inayah Wahid. Putri bungsu Gus Dur itu mengaku surprise namanya disebut dalam survei tersebut. Dia bersyukur dan berterima kasih. Sebab, selama ini dia merasa tidak pernah berupaya untuk dimunculkan namanya ke publik. ’’Artinya ini kan kepercayaan dari publik,” ujar Inayah. Namun, ditanya lebih jauh, Inayah mengaku belum tertarik masuk dalam kabinet. ’’Saya kira masih banyak sosok lain yang lebih mampu,” ujarnya merendah. Pada bagian lain, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Saddam Al Jihad menilai, sosok aktivis layak mengisi kursi kabinet. Menurut dia, anak muda yang telah ditempa dalam gerakan mahasiswa sudah teruji dengan segala dinamika. ’’Di pemerintahan pasti banyak dinamika. Kalau aktivis sudah teruji,” kata Saddam. Dia lantas menyebut sejumlah nama yang layak mengisi pos menteri. Semuanya adalah anak muda yang tergabung dalam aktivitas Cipayung. Di antaranya drg Arief Rosyid, mantan ketua Umum PB HMI yang juga dokter gigi dan kini Plt Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI). Arief dinilai potensial mengisi kabinet sesuai bidangnya. Yaitu kesehatan. Ada juga nama Aminudin Ma’ruf, mantan Ketua Umum PB PMII. Dia juga ikut berjuang memenangkan Jokowi-Ma’ruf dengan menjabat Sekjen Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi). ’’Visinya jelas. Nasionalis dan religious,” ujar Saddam. Mantan Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Martin Sinurat juga dinilai layak. Nama keempat yang dimunculkan adalah Twedy Noviady Ginting. Dia mantan Ketua Presidium GMNI selama dua periode. Dia disebut sosok muda nasionalis yang bisa menjaga Pancasila sebagai ideologi pemersatu. ’’Dalam waktu dekat ini, kami ada rencana audiensi dengan Pak Presiden. Mendorong agar representasi anak muda direkrut ikut membangun bangsa,” tandasnya. (jpg)
Hasil Penilaian 110 Pakar Dari Berbagai Bidang, Emil-AHY Cocok Urusi Ekonomi Digital
Senin 08-07-2019,04:35 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :