GSM Ajak Siswa Miliki Keterampilan

Kamis 09-05-2019,03:57 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Pemkab Tangerang menggalakan pembangunan di bidang pendidikan dengan berbagai program unggulan. Salah satunya Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang dicanangkan di 70 sekolah SD dan SMP negeri. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Pahrudin mengatakan, program unggulan dilatarbelakangi fenomena pelajar yang ingin cepat-cepat pulang, membolos, dan menyukai libur panjang. Sehingga, sekolah menyenangkan menjadi gerakan bersama antara guru, kepala sekolah, peserta didik, dan komite yang harus membuat pelajar senang ke sekolah. Ia menuturkan dibutuhkan sinergi antara semua pihak dengan tetap mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. “Setelah mengubah paradigma, kami berharap anak-anak rindu sekolah maka belajar bukan lagi beban. Untuk itu, tim yang diangkat kepala dinas membuat konsep GSM,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (8/5). Pahrudin menerangkan, ada delapan indikator yang harus dipenuhi 70 sekolah yang menjadi pilot projek (percontohan) sekolah GSM. Mulai dari metode pembelajaran harus berbasis Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dimana guru bukan sebagai fasilitator atau pengarah tetapi terfokus sebagai seorang konsultan atau mendiator. “Fokus yang menjadi subjek dan objek pembelajaran yakni siswa. Jadi murid bertanya kepada siswa bukan sebaliknya tidak lagi komunikasi dimonopoli guru,” jelasnya. Selanjutnya, sekolah diwajibkan berbasis Sanitasi Sekolah (Sanisek) dimana kamar mandi menjadi tempat paling bersih dan sehat ketimbang ruangan lain di lingkungan sekolah. Penempatan kamar mandi diharuskan berada di depan gerbang sekolah. Hal ini dimaksudkan merubah paradigma serta kamar mandi merupakan cermin kebersihan sekolah. Lingkungan belajar diharuskan menjadi asri serta bergeraknya program sekolah sehat dansekolah hijau. Diharapkan, dengan banyaknya ruang terbuka hijau dan taman di lingkungan sekolah dapat memberikan terapi kepada psikologis anak didik. “Keempat, sekolah harus menjalankan program unggula Kurangi Sampah Sekolah Kita (Kurasaki) yang meruapakan lanjutan dari program Sanisek. Bedanya, sekolah yang menjalankan program ini diberikan insentif dari pemkab,” terang Pahrudin. Selain dari program di luar akademik, indikator yang harus dipenuhi sekolah adanya prestasi dalam berbagai perlombaan seperti olimpiade sains, cerdas cermat, serta festival sains nasional. Dimaksudkan para pelajar sekolah negeri diharapkan dapat bersaing dengan lulusan atau pelajar sekolah unggulan swasta. Kedepan, sekolah yang berbasis GSM dapat menjadi sekolah ramah anak dari sisi kesehatan, kebersihan, infrastuktur, metode pembelajaran dan makanan yang beredar di sekolah. “Salah satu berhasilnya dengan murid SMP Negeri 3 Cikupa barhasil menjuarai olimpiade tingkat provinsi dan kini mewakili provinsi untuk tingkat nasional. Adapun pada presatasi non akademik kita inginkan anak dapat meraih prestasi di bidang olahraga dan seni budaya,” paparnya. Untuk dapat mendukung pembelajaran siswa, para guru di 20 SMP serta guru di 50 SD negeri akan diberikan program Traning Of Trainer (TOT). Kedepan, sekolah yang berbasis GSM akan ditingkatkan menjadi 70 sekolah. Saat ini, dinas pendidikan mengayomi 867 sekolah negeri terdiri dari 87 SMP dan 756 SD. “Pola pembelajaran secara umum sudah diterapkan di kurikulum 2013 sedangkan untuk GSM hanya modifikasi. Untuk 2019, guru yang sesaui dengan mata pelajaran, tingakatan kelas akan dibimtek anatara September atau Oktober. Kalau pada akhirnya indikator di nilai rapor, kami yakin apabila pembelajaran pelajar sudah enjoy tanpa ada paksaaan prestasi bisa naik saya yakin itu,” tukasnya. (mg-10/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait