Ribuan Warga Papua Ngungsi Takut KKB

Senin 25-03-2019,03:00 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAYAPURA—Seribu lebih warga Balingga yang mengungsi takut dilukai kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Porum Okiman Wenda. Selain itu, sebanyak 745 kepala keluarga (KK) dari berbagai kampung dan distrik di Kabupaten Nduga mengungsi ke Kabupaten Lanny Jaya, Papua. "Iya, mereka semua terganggu dengan KKB," kata Kepala kepolisian daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Martuani Sormin di Kota Jayapura, seperti dikutp Antara, Minggu (24/3). Menurut dia, aksi dari KKB pimpinan Porum Okiman Wenda sudah sangat meresahkan masyarakat dan menghambat kemajuan pembangunan di Balingga yang sedang digalakkan pemerintah kabupaten (pemkab) Lannya Jaya. Akibatnya warga dari sejumlah kampung dari distrik Balingga memilih mengungsi. "Warga ini terganggu akibat kontak tembak kelompok KKB pimpinan Porum Okiman Wenda dengan aparat keamanan," katanya. Pada awal November 2018, KKB pimpinan Porum Okiman Wenda menembak mati seorang tukang ojek di Balingga. Sehari kemudian, aparat keamanan (TNI dan Polri) yang hendak mengevakuasi jenazah tukang ojek ditembak KKB tersebut. Dampak dari ini, ribuan warga dikabarkan mengungsi ke sejumlah kampung dan distrik tedekat dari Balingga. Hingga Kamis(21/3), sebanyak 1.051 warga Balingga yang mengungsi, kembali ke rumah mereka masing-masing setelah Pemkab Lannya Jaya dibantu aparat Polri dan TNI lewat satuan tugasnya mengajak mereka. Apalagi dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif pada 17 April 2019. Sementara itu, Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Ahad (24/3) mengatakan, sebanyak 745 kepala keluarga (KK) dari berbagai kampung dan distrik di Kabupaten Nduga mengungsi ke Kabupaten Lanny Jaya, Papua. "Jadi, pada Kamis(21/3) di Balingga, itu semua kepala-kepala distrik dari perbatasan atau selatan Lanny Jaya menyampaikan kepada kami bahwa ada rombongan pengungsi dari Nduga yang masuk ke sini," katanya. Rombongan pengungsi itu, kata dia, merupakan dampak dari aksi penembakan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) terhadap pekerja jalan dan jembatan trans Papua di Yigi dan Mbua, Kabupaten Nduga pada awal Desember 2018. "Mereka (pengungsi) masuk paling besar itu di distrik Kuyawage, setelah ada kontak tembak di Nduga. Di Kuyawage itu ada 704 KK, di distrik Wano Barat 24 KK, distrik Balingga Selatan 14 KK dan di Balingga 3 KK," katanya. Setelah mendapatkan pemberitahuan tersebut, kata Sekda, para kepala distrik dan kepala kampung langsung diinstruksikan agar kembali ke tempatnya masing-masing untuk melakukan pendataan secara pasti jumlah pengungsi asal kabupaten Nduga yang masuk di Lanny Jaya. "Kami langsung menugaskan para kepala distrik agar kembali untuk mencatat jumlah riil warga Nduga di sana karena ini berkaitan dengan misalnya bantuan yang akan kita kirimkan," katanya. Pendataan itu dilakukan agar lebih mengetahui berapa jumlah persisnya para pengungsi yang dimaksud. "Ini untuk mengetahui berapa orang tua, anak sekolah atau yang mau ujian nasional yang mengungsi, perempuan dan laki-laki dewasa, mungkin juga ada TPN OPM yang ikut mengungsi, itu didata," katanya.(ant)

Tags :
Kategori :

Terkait