Jakarta -- PT Kereta Commuter Line Indonesia (KCI) merilis data terbaru korban luka dari peristiwa kereta anjlok KA 1722 (rute Jatinegara-Bogor) di Kebon Pedes, Minggu (10/3) sekitar pukul 10.00 WIB. 19 orang dinyatakan luka, lima di antaranya sudah diperkenankan kembali ke rumah. Menurut VP Komunikasi PT KCI, Eva Chairunnisa mengatakan terdapat 17 korban dengan perincian 13 orang berjenis kelamin perempuan dan empat lainnya pria. Nama korban tersebut yaitu Gina Yunita (16), Nur Aini (33), Suripto (57), Tasya Aprilia Hamimi (21), Nurhayati (49), Lilis Septiani (23), Pendi Suryadi (19), Lilis (23), Nurjanah (60), Resti (32), Neni (52), Mery Yunita (34), Safa (18), Lisa (19), Lisa (18), Nano Maryono, Suripto. Sedangkan dua orang linnya adalah seorang masinis dan petugas perjalanan kereta (PPK). "Korban yang masih di rumah sakit berjumlah sekitar 14 orang. Mayoritas korban luka ringan terkena benturan," kata VP Komunikasi PT KCI, Eva Chairunnisa seperti dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (10/3). Terkait dengan biaya perawatan korban, Eva memastikan semua biaya ditanggung PT KCI. PT KCI, kata dia, saat ini tengah fokus mengevakuasi badan kereta yang anjlok dan akan diangkat menggunakan alat berat yang didatangkan dari Bandung. Eva mengatakan terkait prasarana jalur rel dan Listrik Aliran Atas (LAA) juga tengah dilakukan perbaikan. "Akan dilakukan proses penggantian tiang serta perbaikan jaringan kabel listrik LAA," jelasnya. Kepala Rumah Sakit Salak, Sarah mengatakan, bahwa kebanyakan dari korban mengalami trauma ringan hingga sedang. Ia juga menambahkan bahwa, pihaknya bisa menangani para korban yang dilarikan ke rumah sakit salak. Sedangkan untuk pasien yang di rontgen pihaknya memberitakan untuk rujukan ke PMI, dan untuk menyerahkan kepada pihak PT KAI. "Mungkin ada dari pihak keluarga atau pasien yang ingin langsung ke Siloam, jadi diserahkan pada pihak PT KAI," ujarnya Terpisah, Direktur Utama Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo memastikan semua biaya perawatan korban ditanggung Jasa Raharja. Budi menjelaskan pada dasarnya penumpang korban kecelakaan tersebut terlindungi berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 33 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan penumpang PMK Nomor 15 Tahun 2017. “Untuk seluruh korban luka-luka, Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan kepada rumah sakit di mana korban dirawat,” kata Budi, Ahad (10/3). Dia memastikan biaya perawatan maksimal Rp 20 juta dan menyediakan manfaat tambahan biaya P3K Rp 1 juta. Serta ambulans dari tempat kecelakaan ke rumah sakit sebesar maksimal Rp 500 ribu. Budi menegaskan Jasa Raharja sudah berkoordinasi dengan petugas Polsuska dan mendatangi kejadian kecelakaan. “Kami kemudian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk menjamin korban luka-luka, saat ini Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan ke RS PMI Bogor dan RS Salak Bogor,” ungkap Budi. Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya yang meninjau lokasi anjloknya kereta mengatakan, proses evakuasi terhadap gerbong akan ditarik menggunakan crane yang berasal dari Bandung. "Kita akan memproses evakuasi dengan ditarik menggunakan crane dari bandung, datangnya kemungkinan tiga hingga empat jam ke depan," ujar Budi, Ahad. Budi menambahkan, bahwa pengerjaan yang masih berlanjut hingga malam tersebut adalah demi dua hal. Yaitu, penarikan dua gerbong dan juga memperbaiki jalur jaringan, yang diharapkan bisa selesai pada Ahad malam. Ia menegaskan bahwa KRL untuk tujuan Bogor-jakarta bisa digunakan hari ini, meskipun hanya pada satu sisi. Budi juga menjelaskan bahwa penyebab sementara belum diketahui, dan masih akan diklarifikasi. Budi menuturkan, bahwa yang terpenting saat itu adalah pengerjaan perbaikan dan evakuasi terhadap dua gerbong yang terguling. Ia juga menambahkan bahwa biaya bagi pengobatan dan rumah sakit akan ditanggung oleh PT KAI dan Dinas Perhubungan.(rep/CNN)
KRL Jakarta-Bogor Anjlok di Kebon Pedes, 19 Penumpang Terluka
Senin 11-03-2019,03:38 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :