Mencari Penerus Emas Olimpiade Ganda Campuran, Target Raih 3 Tiket

Sabtu 09-02-2019,03:16 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

KEINGINAN mempertahankan medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Jainero pada Olimpiade 2020 yang dilangsungkan di Tokyo menjadi tugas berat PP PBSI. Organisasi pimpinan Wiranto itu pun bersiap ekstra dengan mencari pengganti pasangan emas Olimpiade Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Ganda campuran dinilai krisis pemain setelah ditinggalkan Liliyana Natsir dan Debby Susanto. Mereka pun diprediksi sulit mengulang raihan manis di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dengan meraih medali emas. Apalagi, kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo sudah amat dekat. Kick-off perebutan poin ke pesta olahraga terakbar sejagat itu digelar April 2019. Tapi, sang pelatih, Richard Mainaky, optimistis memiliki cukup waktu untuk mengasah tiga ganda yang dimiliki, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow. Dia yakin anak asuhnya bisa mengejar peringkat delapan besar di akhir April 2020 sebagai batas kualifikasi Olimpiade 2020 untuk bulutangkis. Ada tiga tiket olimpiade 2020 yang diincar Richard dari ganda campuran. "Kalau saya lihat penampilan lawan-lawan, di luar Zheng Siwei/Huang Yaqiong, masih bisa kalah menang. Saya masih berani dan yakin Praveen/Melatih, Hafiz/Gloria, dan Towi/Winny bisa. Itu berdasarkan hasil di latihan," kata Richard. "Saya juga sudah memiliki resep untuk mematikan Zheng Siwei. Tapi nanti dulu, saat ini, saya berfokus agar anak-anak saya ini ini mengejar ranking," tutur Richard. Untuk mendongkrak peringkat demi tempat di Olimpiade 2020 Richard menerapkan latihan ekstra berat kepada pemain-pemain ganda campuran pelatnas Cipayung. Richard bilang pola latihan itu berbeda dengan yang diterapkan pada periode sebelumnya. Dia mengoptimalkan tenaga besar yang dimiliki skuat ganda campuran yang diisi pemain-pemain di bawah 25 tahun. Tontowi, yang berusia 31 pun dipaksa melahap latihan itu. "Ada perubahan latihan setelah Debby/Butet pensiun. Pemain-pemain muda banyak tangani nonteknik, selain fisik. Fisik ini yang benar-benar aplikasi ke gerak bulutangkis," kata Richard. "Sepanjang dua pekan terakhir ini, saya dan Nova (Widianto, asisten pelatih) siap capek. Kami siap tenaga untuk mengimbangi latihan yang porsinya lebih banyak, lebih keras," kata dia. Sementara itu Gloria Emanuelle Widjaja menyadari tugas berat di depan mata setelah ditinggal seniornya, Liliyana Natsir dan Debby Susanto. Dia akan bekerja keras untuk memanggul beban itu. Bersama Hafiz Faizal, Gloria menjadi ganda campuran terbaik nasional saat ini. Mereka menempati peringkat ke-11 dunia. Hafiz dan Gloria digadang-gadang untuk segera menembus delapan besar dunia dan menjadi suksesor pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. "Beban pasti ada, apalagi ranking dan hasil prestasi kami selama ini tidak terlalu menonjol seperti ci Butet (sapaan karib Liliyana). Untuk mengejar ke sana pasti berat. Tapi, kalau saya mikir begitu terus, akan terbeban terus. Saya mau menikmati proses ini, bukan berfokus kepada beban, sembari berusaha memberikan yang terbaik," kata Gloria. "Sebelum ci Butet dan ci Debby pensiun, saya sudah menghitung kalau kami lah penerus mereka. Saat ini, kami harus bisa menata agar kami mencapai target, namun tidak cepat puas. kami harus berusaha semaksimal mungkin sampai batas kemampuan kami," ujar dia. Untuk itu, Gloria akan mengasah teknik agar lebih mumpuni. Selain itu, Gloria berharap bisa segera memiliki mental yang kuat sehingga tak tampil dengan keraguan di dalam lapangan. "Secara teknik, saya masih jauh dengan ci Butet, namun masih ada waktu mengasah. Secara teknik saya tidak kalah dengan lawan, namun faktor nonteknik sering mengganggu saya dan Faizal di lapangan," kata dia. "April nanti, kami masuk kualifikasi Olimpiade, cukup enggak cukup harus dicukup-cukupkan untuk memperbaiki ini itu lewat latihan," dia menjelaskan. (apw/dtc)

Tags :
Kategori :

Terkait