Musim Hujan Waspada Sarang Nyamuk

Selasa 22-01-2019,03:58 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Musim hujan yang sedang mengguyur Kabupaten Tangerang turut mendatangkan jentik-jentik nyamuk ditempat penampungan air. Untuk itu, Puskesmas Tigaraksa mengimbau warga untuk waspada terhadap sarang nyamuk selama musim hujan. Kepala Puskesmas Tigaraksa drg. Eko Hartati, mengatakan jentik nyamuk dapat menimbulkan berbagai penyakit mulai dari cikunguya sampai demam berdarah. Menurutnya hingga kini awal 2019, data kasus demam berdarah di Puskesmas Tigaraksa sudah terdapat satu orang. Mereka tercatasebagai warga Kelurahan Kaduagung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Namun masih dalam kondisi wajar dan belum waspada, namun warga tetap diimbau melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). "Bila ada yang terkena demam berdarah, segera lapor ke puskesmas terdekat. Musim hujan seperti saat ini rentan terjadi genangan air dan banyak nyamuk yang menularkan penyakit," ujar Eko. Lebih lanjut Eko memaparkan, untuk menekan angka penderita demam berdarah, Puskesmas terus melakukan sosialisasi pemberantasan demam berdarah dengue kepada masyarakat. Sekaligus memprogram pembentukan kader jumantik di setiap satu rumah satu kader jumantik. Kegiatan satu rumah satu kader jumantik mendapat sambutan positif masyarakat, karena mereka memang menginginkan tempat tinggalnya terhindar dari ancamandemam berdarah. Eko mengakui, sosialisasi ini penting dilaksanakan sebagai sarana untuk mengubah perilaku hidup sehat masyarakat di rumah dan lingkungannya. “Tidak mudah melakukan perubahan jika tanpa dukungan dan kesadaran dari semua pihak. Termasuk dari pihak keluarga,” ungkap Eko. Masyarakat bersama ketua RT dan RW serta kepala desa maupun lurah di Kecamatan Tigaraksa, diajak memahami pentingnya menciptakan rumah dan lingkungan yang sehat. Ajakan puskesmas untuk menciptakan lingkungan sehat dan pembentukan kader jumantik mendapat sambutan positif. Ia menambahkan, dengan terbentuknya jumantik mandiri diyakininya dapat menekan kasus demam berdarah secara maksimal. Hal ini diharapkan, angka bebas jentik bisa tercapai secara maksimal. Selain ada jumantik mandiri, juga terdapat jumantik dari desa atau kelurahan yang terus melakukan sosialisasi pada masyarakat. "Jika ditemukan ada jentik, pemilik rumah akan diminta untuk melakukan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Bila nanti di pemantauan kedua masih ditemukan jentik, kami akan memberi peringatan," katanya. Menurut Eko, pemberantasan penyakit demam berdarah tidak hanya mengandalkan pengasapan. Sebab, saat ini pengasapan hanya tindakan terakhir untuk mencegah penyebaran. Baru dilakukan kalau ada korban yang dinyatakan positif demam berdarah atau sudah ada korban yang meninggal. “Pembentukan satu rumah satu jumantik sangat ampuh dilaksanakan. Kita terus melakukan sosialisasi untuk melakukan hal tersebut,” tegas Eko. (mas)

Tags :
Kategori :

Terkait