Meningkat Jelang Akhir Tahun, Potensi Banjir Rob
Petugas BPBD Kota Serang melakukan monitoring saat terjadi banjir rob di Kecamatan Kasemen, Kota Serang beberapa waktu lalu.-BPBD-Tangerang Ekspres
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang menyampaikan adanya peningkatan potensi banjir rob menjelang akhir tahun 2025, terutama di wilayah-wilayah pesisir Kecamatan Kasemen.
Plt Kepala BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengatakan bahwa meski kondisi masih terkendali, kewaspadaan warga tetap diperlukan. Diat menjelaskan, Kota Serang memiliki garis pesisir sepanjang kurang lebih 10 kilometer. Sejumlah permukiman berada sangat dekat dengan laut, salah satunya di Kelurahan Banten, Lingkungan Pancer, yang kerap mengalami kenaikan air pasang bulanan atau rob.
“Rob itu terjadi setiap bulan karena dipengaruhi gravitasi bulan. Saat purnama, biasanya terjadi kenaikan air laut. Tapi dalam kondisi normal, itu masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu aktivitas warga,” ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres, Senin (8/12).
Namun, pada musim penghujan seperti saat ini, BPBD mencatat adanya kecenderungan peningkatan. Meski belum berdampak signifikan, kombinasi antara curah hujan di hulu dan pasang air laut menjadi faktor yang perlu diwaspadai.“Potensinya ada, karena sumbernya bukan hanya dari laut. Dari wilayah selatan atau hulu, aliran sungai dan saluran air mengarah ke Kasemen dan Serang Utara. Kalau volume air dari hulu tinggi lalu bertemu air laut yang sedang pasang, ketinggiannya bisa lumayan,” jelas Diat.
Ia memetakan wilayah paling rentan berada di Kelurahan Banten, terutama Lingkungan Pancer hingga kawasan Pantai Gope yang selama ini menjadi titik langganan genangan rob. Terkait langkah mitigasi, BPBD Kota Serang memastikan seluruh personel dan peralatan siaga hingga puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung sampai Februari 2026. “Kami sudah menyiapkan personel, alat, dan kendaraan. Sosialisasi juga terus kami lakukan, baik lewat penyuluhan langsung, pelatihan, maupun himbauan,” kata Diat.
Ia menambahkan bahwa publikasi informasi melalui media juga menjadi bagian penting dari edukasi kepada masyarakat. “Wawancara seperti ini, ketika ditayangkan baik di media cetak maupun online, membantu masyarakat memahami potensi banjir maupun rob di wilayah Serang utara,” ujarnya.
BPBD mengimbau warga pesisir untuk terus memantau perkembangan cuaca, meningkatkan kewaspadaan, serta segera melapor jika terjadi kenaikan air laut atau genangan di lingkungan masing-masing. Pemerintah Kota Serang juga berkomitmen melakukan pemantauan rutin untuk memastikan kondisi tetap terkendali.
Sementara itu, Kepala BPBD Banten, Deden Apriandhi Hartawan menambahkan, masyarakat untuk mewaspadai bencana banjir rob di wilayah Banten. Hal ini memungkinkan terjadi lantaran daerahnya dikelilingi oleh garis pantai yang panjang.
Deden yang juga menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Banten mengatakan, bahwa pihaknya tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana termasuk banjir rob jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026."Jadi potensi banjir rob cukup besar, itu yang harus segera kita antisipasi," katanya, Senin (8/12).
Ia menjelaskan, pihaknya tengah memperkuat tim di BPBD Banten, termasuk dengan sarana dan prasarana dalam penanggulangan dan pasca bencana. Meski begitu, Deden meminta kepada seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing daerah yang ada di Banten untuk mempersiapkan tim beserta pelaratan untuk menanggulangi bencana yang bisa terjadi kapan saja."Persiapan tim di BPBD masing-masing harus mulai dikerahkan," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana."Karena akhir-akhir ini cuaca ekstrim banyak faktor untuk bisa hati-hati dan senantiasa siap siaga. Kita terus berikan edukasi kepada masyarakat, misalnya kalau ada bencana banjir rob segera lari ke tempat evakuasi," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Banten, Lutfi Mujahidin mengatakan, pihaknya terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG akan berlangsung cukup panjang, yakni hingga Maret 2026.
Berdasarkan pemetaan risiko, BPBD Banten telah mengidentifikasi ratusan titik rawan bencana yang tersebar di kabupaten/kota se-Banten. Seperti rawan longsor terkonsentrasi di wilayah Banten Selatan seperti Kabupaten Lebak dan Pandeglang karena kontur geografis yang didominasi pegunungan. Sementara rawan banjir titik terbanyak berada di wilayah Tangerang Raya, serta beberapa titik di Kota Serang dan Kota Cilegon."Jumlah titiknya banyak, ratusan se-Banten. Paling banyak titik banjir itu di wilayah bawah seperti Tangerang Raya atau Serang," katanya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 450 personel gabungan. Jumlah ini terdiri dari 80 personel BPBD, ditambah dukungan dari TNI, Polri, relawan, OPD terkait, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).Namun sayangnya, pelaratan yang ada di BPBD dinilai sudah tua dan butuh peremajaan."Antisipasi cukup, tapi sebetulnya butuh peremajaan alat. Beberapa perahu karet sudah bocor, bukan karena tidak dirawat, tetapi karena kerawanan medan saat operasi, misalnya terkena kayu," ungkapnya.
BPBD Banten mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di zona merah bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan. Warga di area langganan banjir diminta untuk memahami rute evakuasi dan mulai mengamankan aset berharga.
"Kepada masyarakat di titik zona bencana, mohon menyiapkan diri. Dokumen-dokumen penting seperti ijazah dan surat tanah sebaiknya mulai diamankan sebagai antisipasi jaga-jaga," paparnya. (mg-8-mam/and)
Sumber:

