grup disway
BJB NOVEMBER 2025

Penyakit Nomor Wahid Pembunuh Warga Kabupaten Tangerang, Dinkes Terus Tekan Penderita Hipertensi dan Diabetes

Penyakit Nomor Wahid Pembunuh Warga Kabupaten Tangerang, Dinkes Terus Tekan Penderita Hipertensi dan Diabetes

dr Hendra Tarmizi, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tangerang.(Dok. Dinkes Kabupaten Tangerang)--

TANGERANGEKSPRES.ID, TIGARAKSA — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr Hendra Tarmizi menyebutkan, hipertensi menjadi penyakit non menular yang paling banyak dideri­ta warga. Lalu, posisi kedua ada diabetes melitus. 

Meski hipertensi jumlah pen­derita mengalami penurunan jumlah penderita dan angka me­ninggal dunia tahun 2025 ke­tim­bang tahun 2024. Tapi ke­duanya tercatat sebagai penyakit nomor wahid alias nomor satu yang mengakibatkan warga Ka­bupaten Tangerang meninggal dunia.

Hal itu dia paparkan berdasarkan da­ta penyakit non menular pada 2024 hingga 2025. Kata Hendra, penderita hipertensi dari 2024 hingga 2025 mengalami penu­runan dari 714.806 kasus menjadi 692.252 kasus.

”Jumlah meninggal dunia kare­na hipertensi dari 2024 sebanyak 102 jiwa dan di 2025 sebanyak 25 jiwa. Jumlah ini tinggi dan tertinggi yaitu Hipertensi dan diabetes melitus,” jelasnya, Ming­gu, 7 Desember 2025.

Perlu diketahui, penyebab hi­pertensi yakni, stres karena te­kanan kerja dan tanggung jawab keluarga dapat meningkatkan tekanan darah. Lalu, konsumsi garam berlebih yang dapat me­ningkatkan volume darah, me­naik­kan tekanan pada arteri. Kemudian, kebiasaan merokok yang menyebabkan nikotin dapat menyempitkan arteri, meningkat­kan tekanan darah. Kemduian, obesitas yakni berat badan yang berlebih meningkatkan beban pada jantung. Serta, konsumsi alkohol berlebih yang dapat me­rusak dinding arteri dan mening­katkan risiko hipertensi.

Selain hipertensi, lanjut Hendra, kasus kematian karena penyakit non menular tertinggi yakni Dia­betes Melitus. Kasusnya, pada data di 2024 sebanyak 48.321 kasus dengan meninggal dunia sebanyak 32 jiwa. Lalu pada 2025 kasus diabetes sebanyak 48.815 jiwa dengan meninggal dunia sebanyak 60 jiwa.

”Diabetes melitus juga tinggi ada kenaikan kasus di 2024 hingga 2025 dan penderita yang mening­gal dunia,” jelasnya.

Hendra menjelaskan, pemerin­tah daerah terus melakukan so­sialisasi dan edukasi pola hidup bersih dan sehat. Hal ini dalam upaya mencegah risiko hipertensi dan diabetes melitus. ”Gaya hidup yang sehat bisa mencegah terkena risiko diabetes melitus dan hiper­tensi,” jelasnya.(sep)

Sumber: