Drawing BWF World Tour Finals, Dikepung Tiongkok
UNTUK kali pertama, BWF World Tour Finals digelar di Guangzhou, Tiongkok. Event ini menggantikan BWF Super Series Finals yang lima edisi terakhirnya berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab. Selain host, praktis tidak ada yang berubah. Format dan sistem turnamen masih sama. Yang membedakan dari Super Series Finals, mungkin, hanya bentuk trofinya. Dalam BWF World Tour Finals ini, para juara memperebutkan trofi berbentuk Guangzhou Tower. Nampak seperti obor, berlubang dengan tepian melingkar. Besar di bagian bawah, mengerucut lalu membesar kembali di bagian atas. Persis seperti desain menara yang jadi ikon kota pelabuhan tersebut. "Trofinya bagus. Sangat berkesan. Semoga bersahabat buat saya," harap Zheng Siwei, ganda campuran Tiongkok, dalam konferensi pers di Garden Hotel kemarin (10/12). Tentu bukan hanya pasangan Huang Yaqiong itu yang mengincar trofi. Para pemain Indonesia (selain ganda putra) juga tidak mau hanya jadi penggembira. Harus juara. Namun, itu tentu tidak mudah. Para wakil Indonesia mendapat hasil drawing yang lumayan berat. Misalnya tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan menghadapi laga sulit. Ginting berada di grup A bersama Chou Tien Chen (Taiwan), andalan tuan rumah Shi Yuqi, dan Son Wan-ho (Korea). "Mereka bertiga punya tipikal berbeda," kata Ginting, ketika dijumpai di Tianhe Gymnasium, venue pertandingan. Meski begitu, harapan untuk lolos dari fase grup tetap terbuka. Chou dan Son sudah pernah dikalahkan Ginting. "Hanya lawan Shi Yuqi saya belum pernah menang," imbuhnya. Sedangkan Greysia/Apriyani dikepung dua pasangan Tiongkok. Yakni Chen Qingchen/Jia Yifan dan Du Yue/Li Yinhui. Satu lagi adalah, musuh bebuyutan mereka, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Pelatih mereka, Eng Hian, mengaku memang tidak ada banyak pilihan bagi anak buahnya. "Ganda putri memang ketat. Tetapi saya melihat ada peluang. Setidaknya saat melawan ganda putri Tiongkok," bebernya di ruangan drawing. "Targetnya tetap semifinal," imbuh Didi, sapaan akrabnya. Menghadapi tiga lawan di fase grup, Greysia/Apriyani punya rekor yang bagus ketika menghadapi wakil tuan rumah. Melawan Du/Li mereka selalu unggul dalam tiga pertemuan. Sedangkan, melawan Chen/Jia, Greysia/Apri menang pada pertemuan terakhir di Kejuaraan Dunia 2018. Meski skornya ketat juga, yakni 23-21, 23-21 Drawing Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo juga tidak gampang-gampang amat. Unggulan pertama ganda putra itu bakal berduel dengan duo Tiongkok, Han Chengkai/Zhou Haodong dan Li Junhui/Liu Yuchen. Plus wakil Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen. Yang harus diwaspadai tentu saja Han/Zhou. Pasangan muda tuan rumah itu selalu mampu menumbangkan Marcus/Kevin dalam dua laga terakhir. Yakni di French Open dan China Open 2018. "Ya kepinginnya revans lah. Fokus buat mengalahkan mereka," kata Marcus. Setelah drawing, wakil Indonesia menjalani latihan perdana. Mereka menjajal dua lapangan utama dan lapangan latihan. Mereka juga mencoba beradaptasi dengan cuaca 11 derajat Celsius yang terasa hingga di dalam Tianhe Gymnasium. "Terkadang, shuttlecock-nya memang agak berat kalau cuaca dingin. Makanya dimaksimalkan dua hari latihan ini," jelas Ginting. (jpg/apw)
Sumber: