Jokowi: Kita Keenakan Kirim Barang Mentah
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat menyayangkan mengapa hilirisasiindustri tidak dilakukan sejak dulu. Padahal menurutnya, hilirisasi industri sangat penting untuk mendongkrak perekonomian negara. Apalagi, selama ini sejak puluhan tahun lalu, masalah utama perekonomian Indonesia tidak pernah mengalami kinerja yang positif. Berdasarkan perkiraannya, transaksi berjalan Indonesia selalu mengalami defisit sejak 1998. "Tapi kenapa kita keenakan kirim bahan mentah terus dapat uang," ujarnya dalam acara CEO Networking di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (3/12). Menurut Jokowi, kekayaan alam Indonesia begitu melimpah. Namun sayangnya, Indonesia kurang begitu memanfaatkan apa yang dimiliki. Menurut Jokowi, selama beberapa tahun terakhir Indonesia selalu mengekspor barang-barang mentah. Sehingga ketika harga komoditas jatuh maka ekonomi Indonesia akan jatuh juga. Oleh karena itu, salah satu kuncinya adalah dirinya meminta kepada seluruh Menteri Ekonomi di Kabinet Kerja untuk mendorong industrialisasi. Dengan industrialisasi, maka Indonesia bisa meningkatkan nilai ekspornya. Sebab, barang-barang yang diekspor saat ini sudah tidak lagi barang mentah melainkan barang jadi. "Negara kita melimpah batu bara, bauksit, ikan dan lain lain. Misalnya mineral bauksit setiap tahun jutaan ton. Pabrik kita mengimpor ton alumina, kuncinya industrialisasi dan hilirisasi, kita tahu tapi kita enggak pernah mengerjakannya," jelasnya. Menurut Jokowi, lewat hilirisasi Indonesia bisa mengurangi angka impor. Khususnya impor barang-barang komoditas mentah yang menurutnya masih sangat tinggi. Sebagai salah satu contohnya adalah bagaimana Indonesia selalu mengekspor batu bara sebesar 480 juta ton. Jika sejak dulu Indonesia melakukan langkah hilirasi maka batu bara mentah tersebut bisa menghasilkan LPG. Kemudian contoh lainnya adalah bagaimana Indonesia bisa menghemat impor minyak mentah. Sebab Indonesia bisa menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan 20% bauran minyak sawit. Apalagi, Indonesia menjadi produsen terbesar kelapa sawit di dunia dengan 42 juta ton per tahunya. Ini tentunya bisa dimanfaatkan untuk mengekspor dan juga untuk penggunaan dalam negeri lewat B20. "Sekali lagi, ini akan mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi dan dihilangkan" kata Jokowi.(dni)
Sumber: