Diduga Korban di Bodi Utama Pesawat
JAKARTA— Pencarian korban kecelakaan pesawat Boing 737 MAX 8 milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 mulai bergeser ke dasar laut. Dipastikan, jenasah korban serta serpihan pesawat yang berada di permukaan perairan Karawang telah bersih. 26 kantong jenasah sedang diidentifikasi untuk diketahui identitasnya. Kabasarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi menjelaskan, dengan operasi gabungan antara Basarnas, Polri dan TNI dapat dipastikan bahwa seripihan dan bagian tubuh korban yang berada di permukaan perairan Karawang telah berhasil dievakuasi. ”Artinya, tinggal fokus yang berada di dalam laut,” terangnya. Penyisiran dipermukaan laut telah menemukan sekitar puluhan kantong jenasah. Nantinya, semua jenasah itu akan diidentifikasi. ”Untuk yang di dalam lautan ini, kami menggunakan dua cara. Pertama scanning menggunakan alat Multi Beam EchoSounder dan penyelam. Kami tetap butuh orang di bawah,” tuturnya. Hingga saat ini proses scanning masih dilakukan, target utamanya untuk menemukan bodi utama pesawat. Titik koordinat jatuhnya pesawat telah diketahui, namun bodi utama pesawat masih dideteksi. ”Nanti kalau sudah ditemukan, pasti kami update,” paparnya di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Dia menduga banyaknya korban yang belum ditemukan karena kemungkinan berada di dalam bodi utama pesawat. ”Kekurangannya mestinya di dalam pesawat,” ujarnya sembari menyebut optimis bodi utama pesawat akan ditemukan. Apakah Basarnas memprediksi lokasi bodi utama pesawat? Dia menuturkan bahwa arus laut mengarah ke Selatan dan Barat Daya. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Basarnas membuka posko di Tanjung Karawang. ”Harapannya selain petugas, nelayan-nelayan bisa melapor kalau menemukan sesuatu. Kalau lapornya di Tanjung Priok terlalu jauh,” ujarnya. Sesuai undang-undang, pencarian korban kecelakaan pesawat bisa dilakukan selama tujuh hari. Namun, bila ada indikasi bisa ditemukan akan ditambah tiga hari. ”Setelah sepuluh hari kami analisa kembali, yang pasti kami berupaya keras 24 jam,” tegasnya. Sementara informasi dari Disaster Victim Indonesia (DVI) diketahui bahwa setidaknya ada 34 kantong jenasah yang telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati hingga pukul 17.00. Namun, bukan berarti jumlah tersebut sama dengan jumlah jenasah yang ditemukan. Kepala RS Polri Kombespol Musyafak menuturkan bahwa dalam proses identifikasi ini kemungkinan jenasah tidak utuh. Ada bagian-bagian tubuh yang cukup banyak, sehingga memerlukan tes DNA. ”Dari semua itu perlu dicek satu per satu,” jelasnya. Proses identifikasi terhadap jenazah korban emerlukan waktu sekitar 4 hari hingga 5 hari. Namun, tetap memerlukan keluarga korban untuk bisa segera mendatangi RS Polri. ”Untuk tes DNA dibutuhkan sampel, dari keluarga inti. Seperti, orang tua, anak, kakak atau adik kandung,” ujarnya. Hingga pukul 15.00 diketahui dari 182 penumpang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, satu penumpang anak dan dua penumpang bayi, masih ada 11 keluarga keluarga korban yang belum melaporkan atau menyerahkan data antemortem. (idr)
Sumber: