Bela Tauhid, Santri Turun ke Jalan
SERANG-Ribuan warga dan santri yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Umat Islam Banten (FPUIB) melakukan aksi damai bertajuk aksi bela tauhid. Aksi tersebut dilakukan menyikapi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh ormas di Garut, Jawa Barat, baru-baru ini. Berdasarkan pantauan di lapangan, sebelum melakukan aksi, massa terlebih dahulu melaksanakan salat zuhur di Masjid Agung At-Tasuroh. Usai menunaikan salat, massa pun melakukan aksi longmarch menuju Alun-alun Barat Kota Serang. Setibanya di titik aksi, mereka mulai berorasi secara bergantian. Inti dari setiap orasi sama, yaitu meminta agar oknum anggota ormas yang membakar bendera dengan kalimat tauhid diadili. Dalam kesempatan itu mereka menamai aksinya sebagai aksi bela tauhid. Pembina FPUIB Enting Ali Abdul Karim mengatakan, aksi bela tauhid yang dilakukan adalah sebagai respons atas keprihatinan pihaknya terkait ulah oknum anggota ormas yang melakukan pembakaran bendera dengan kalimat tauhid di Garut. “(Aksi) diikuti oleh 118 ormas Islam dan ormas nasionalis. Jadi kami gabung menjadi satu dalam rangka pembelaan kita bersama kepada kalimat Allah. Kami merasa tersakiti oleh karena pembakaran tersebut,” kata Enting kepada wartawan, Rabu (26/10). Pria yang juga Ketua Gerakan Pengawal Serang Madani (GPSM) itu mengaku, menyambut baik terkait kabar tiga oknum anggota ormas yang melakukan pembakaran telah menyampaikan permintaan maafnya. Meski demikian, pihaknya berharap proses hukum tetap berjalan. “Alhamdulillah, kami juga membuka hati, membuka pikiran kita bersama untuk memaafkan beliau. Tetapi setidaknya proses hukum ini akan terus berjalan. Yang kami kehendaki seperti itu. Negara kita negara hukum, siapa pun yang bersalah, koridor hukum harus tetap ditempuh,” katanya. Enting juga mengajak, kepada seluruh ormas untuk bisa menyebarkan kebaikan. “Marilah kita menjadi ormas yang rahmatan lil alamin, ormas yang selalu menebar rahmat kepada manusia, kepada alam karena bangsa kita bangsa yang majemuk,” ujarnya. Selain menggelar aksi damai, FPUIB juga akan menyampaikan sebuah petisi kepada kepolisian, pengurus ormas dan juga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). “Ini akan kita akan layangkan surat sebagai petisi kami, ketidaksepakatan, ketidaksetujuan terhadap pembakaran bendera tauhid di Limbangan, Garut,” katanya. Pimpinan Ponpes Ardaniah Sudrajat Ardani mengatakan, permintaan maaf dari pelaku adalah hak mereka namun yang pasti proses hukum harus tetap berjalan. Sebab, dia menilai apa yang telah dilakukan oknum anggota ormas itu adalah sebuah penodaan agama. “Menurut kita itu sudah lebih dari penodaan. Tetapi karena kita negara hukum, untuk lebih yakin masuk penodaan agama atau tidak, kita serahkan saja ke penegak hukum,” ujarnya. (tb/ang/bha)
Sumber: