Jokowi Ingin Hadirkan 1.000 BLK di Ponpes
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sejarah telah mencatat peran besar para ulama, kiai, santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka juga tercatat pejuang dalam menjaga NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan dan kemajuan. Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberikan sambutan pada Apel Akbar Santri Nusantara, di Benteng Vastenburg, Kota Surakarta, akhir pekan kemarin. Jokowi menuturkan menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa. Menjadi pribadi muslim yang religius, dan santri yang berakhlakul karimah sekaligus nasionalis sebagaimana diteladankan para kiai dan ulama. "Saya sangat paham pada sikap kebangsaan para kiai dan para santri saat dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Para kiai, para santri selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara sebagai yang pertama yang sesuai dengan tradisi kesantrian," ujar Jokowi. Oleh sebab itu, Jokowi merasa bersyukur bangsa Indonesia dipandu oleh tradisi kesantrian yang kuat, tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama manusia. Selain itu juga menjunjung tinggi prinsip hablum minallah dan hablum minannas, yang memaknai cinta tanah air sebagai bagian dari iman. "Saya tahu santri tidak sulit mencintai agama sekaligus mencintai bangsa dan negara. Bahkan mencintai agama dan bangsa itu dilakukan secara bersama," ucapnya. Ia mengatakan segala ragam perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah anugerah yang diberikan Allah kepada yang harus terus disyukuri. Perbedaan-perbedaan itu mengharuskan bangsa Indonesia untuk saling mengenal, saling menghargai, saling menghormati di antara kita, antarsuku, antaragama, antartradisi, antaradat, dan antarbahasa daerah yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan jangan sampai ada saling ejek atau saling mencela di antara kita, karena aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. "Selalu saya sampaikan marilah kita jaga bersama-sama ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah agar persatuan, persaudaraan, dan kerukunan tetap ada di bumi NKRI," tuturnya. Sebelumnya Presiden Jokowi telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Sejak saat itu Indonesia memperingati Hari Santri setiap 22 Oktober. Penetapan Hari Santri merupakan bentuk penghormatan, penghargaan, dan rasa terima kasih negara kepada para kiai, kepada para alim ulama, kepada para santri, dan kepada seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan para kiai dan alim ulama. Lebih lanjut, setelah dicoba di 33 pondok pesantren, Jokowi menyampaikan keinginannya untuk menghadirkan kurang lebih 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) di pondok-pondok pesantren di tanah air. "Kalau ini kita lihat bermanfaat dan bisa meningkatkan sumber daya manusia kita, tahun depannya Insya Allah kita lipat gandakan lagi, karena negara ini punya 28 ribu ponpes yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote," ujarnya. Berdasarkan hasil pengamatannya setiap masuk ke pondok pesantren, Jokowi mengaku banyak melihat kebutuhan yang berbeda-beda. Misalnya untuk balai latihan, ada yang meminta pelatihan komputer, tetapi ada juga yang meminta pelatihan fesyen dan garmen. "Ya kita coba, kita lihat, kita evaluasi apakah cocok atau tidak, benar atau tidak, sehingga bisa meningkatkan skill dari para santri. Dan banyak hal lain yang telah kita coba sehingga nanti ada kesimpulan bahwa yang benar kita harus melakukan ini. Ini tidak gampang, ini adalah pekerjaan besar yang memerlukan pemikiran bersama-sama di antara kita," tuturnya. Terkait dengan pemberdayaan pondok pesantren itu, Presiden Jokowi menjelaskan, ada yang namanya bank wakaf mikro untuk ekonomi umat, memang baru dimulai. Untuk program bank wakaf mikro, hingga saat ini baru dicoba di 33 pondok pesantren. (HRM/FIN)
Sumber: