Gempa Jatim, 3 Warga Meninggal

JAKARTA- Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,4 SR mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10) pukul 01.57 WIB. Tiga orang meninggal dunia akibat gempa yang tidak berpotensi tsunami itu. “Data sementara dampak gempa dilaporkan tiga orang meninggal dunia dan beberapa rumah mengalami kerusakan,” ujar Kapusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (11/10). Tiga orang meninggal dunia adalah Nuril Kamiliya, laki-laki, 7, warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep, Madura. Kemudian, Nadhar, perempuan, 55, warga dusun Jambusok, Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep, Madura. Serta seorang laki-laki Dewasa yang masih identifikasi, warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Sumenep, Madura. “Korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Kejadian gempa Kamis dini hari saat korban sedang tidur tiba-tiba gempa mengguncang dan rumah roboh sehingga korban tidak bisa menyelamatkan diri,” terangnya. Selain itu beberapa rumah mengalami kerusakan. BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Sumenep masih melakukan pendataan. Kerusakan rumah dan masjid terdapat di Sumenep. Di antaranya Desa Jambuir, Kecamatan Gayam Kepulauan Sapudi, Kopedi Kecamatan Bluto, kertasada Kecamatan Kalianget, Masjid Desa Gendang Timur Kecamatan Sepudi, dan Nyabakan timur Kecamatan Batang. Posko BNPB telah mengkonfirmasi dampak gempa ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Daerah yang terparah adalah di Kecamatan Gayam Kabupaten Semenep Jawa Timur. Terkait gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim pun langsung merespons. Gubernur Jatim Soekarwo mengumpulkan enam kepala dinas dan mengadakan rapat terbatas. Mereka adalah Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim Sukesi, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono, Kepala Biro Humas Protokol Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim dr Kohar Hari Santoso, dan Kepala BPKAD Jatim Jumadi. Dalam rapat terbatas, Soekarwo menyatakan akan mengirim 1 truk bantuan logistik dan santunan awal. Yakni, uang sebesar Rp 5 juta bagi korban meninggal. Selain itu ada bantuan tenaga medis bagi korban luka. "Kalau kabupaten mampu (bari bantuan), silakan. Kalau nggak bisa, ya seluruhnya ditanggung Pemprov Jatim. Saya sudah koordinasikan dengan Bupati Sumenep A. Busyro Karim," kata Soekarwo di Mapolda Jatim, Kamis (11/10). Pemprov Jatim tak hanya memberikan bantuan logistik dan santunan awal bagi korban tewas. Melainkan juga bantuan berupa perbaikan rumah rusak. Ada 1 tim terdiri atas 10 orang yang akan melakukan perbaikan rumah korban gempa. Mereka akan menyasar wilayah Sumenep yang tercatat ada 25 rumah rusak berat. "Semua logistik perbaikan rumah juga kami kirim. Tapi lebih dari itu, kami sebagai pemerintah hadir untuk masyarakat," tegas Soekarwo.(HDR/yes/JPC)
Sumber: