Politik Identitas Makin Menguat

Politik Identitas Makin Menguat

Gaya berpolitik yang ditampilkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menimbulkan pergeseran politik di tanah air. Sejak kemunculan Ahok dengan kasus dugaan penistaan agama, kini politik identitas semakin menguat.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, politik identitas yang dipicu oleh ucapan-ucapan Ahok yang dinilai menistakan agama Islam. "Kalau nggak ada (ucapan itu) mungkin nggak akan sekental ini (politik identitas)," ujarnya Rabu malam, (3/5).
Kendati demikian, kata Fadli, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai politik identitas itu. Sebab gaya seperti ini sudah lumrah dalam khasanah perpolitikan. Gaya ini seperti sudah lama ada di tanah air. "Jangan gagal paham jadinya. Jadi jangan diutak-atik lagi," tegasnya.
Politikus Partai Gerindra itu menuturkan, umat Islam di Indonesia itu lebih toleran di dunia. Tidak ada yang lebih toleran dari Indonesia. Karena itu, dia berharap isu radikalisme tidak diblow-up lebih kencang lagi. "Ini jangan diangkat-angkat menjadi sesuatu momok yang besar. Saya kira sembilan puluh sembilan persen umat di Indonesia umat yang toleran, menghargai perbedaan dan Pancasila," tuturnya. Soal efek domino dalam Pilkada di daerah lain menginginkan pemimpin yang seagama, menurut Fadli itu sah-sah saja. Namun dia dan Partai Gerindra juga tidak melarang orang lain untuk maju. "Tapi kalau kita memkampanyekan seperti itu, dimana salahnya? Kan tidak ada yang salah di situ," ucap legislator asal Jawa Barat itu. (dna/JPG)

Sumber: