Jangan Anggap Sepele Peretasan Situs Telkomsel

Jangan Anggap Sepele Peretasan Situs Telkomsel

JAKARTA - Praktisi keamanan siber Pratama Persadha menilai peretasan atas situs Telkomsel sebagai sinyal serius. Sebab, aksi peretasan terhadap situs perusahaan telekomunikasi itu juga menunjukkan kemampuan hacker terus meningkat.“Peretasan pada web Telkomsel tentu menjadi sinyal serius bagi kita semua terutama pemerintah," katanya, Jumat (28/4). Dia menambahkan, kemampuan  meretas ini semakin lama semakin canggih dan cepat meluas. Karenanya harus ada langkah ekstra demi mengamankan situs dari aksi peretasan. Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC itu mengatakan, umumnya peretasan dengan mengubah tampilan situs yang telah diretas (deface) hanya ingin menunjukkan eksistensi si peretas atau kelompoknya. Namun, dalam kasus Telkomsel, peretas memilih tidak menyebutkan identitasnya dan hanya meninggalkan peringatan bagi anak usaha PT Telkom itu untuk menurunkan tarif internet.“Aspirasi yang disampaikan dengan cara meretas bisa saja akan banyak dilakukan dengan kejadian ini. Jadi motifnya tidak selalu ekonomi dan eksistensi,” tambah Pratama. Jika melihat hal yang dilakukan peretas pada situs Telkomsel, sambung Pratama, kemungkinan besar pelakunya tidak hanya mampu mengubah tampilan tapi juga membuat self-signed certificate. Artinya, pelakunya bisa melakukan hal yang lebih serius ketimbang deface seperti mengambil alih server yang digunakan oleh web Telkomsel.Hal itu terlihat dari respon spengelola web yang kurang cepat bertindak. Sebab, deface situs Telkomsel sampai hitungan jam. "Hal ini menunjukkan hacker benar-benar sudah masuk ke dalam sistem server. Secara lebih detail, bagaimana hacker masuk ke dalam sistem akan dapat terlihat setelah proses forensik,” jelasnya.Pratama juga menjelaskan ini bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan besar dan instansi pemerintah bahwa sebenarnya web masa kini menjadi semacam kantor online yang sangat penting. “Peristiwa semacam ini yang membuat Badan Siber Nasional harus segera dibentuk oleh pemerintah," katanya.(boy/jpnn)

Sumber: