Dominan Non Teknis
Skor 2-0 kemenangan buat Persikad usai menjamu Persita di Stadion Krakatau Steel, Cilegon bukan gambaran sebenarnya kekuatan tim Ungu pada pertandingan, Sabtu (22/4) sore. Pasalnya pada laga yang dipimpin oleh Rihul Munandar asal Padang Persita semestinya mendapat tiga penalti di babak pertama. Penalti pantas didapat karena pemain Persikad kedapatan handball di kotak penalti. Dua diantara insiden itu terekam kamera media officer Persita. Satu yang terekam terkena tangan mantan pemain Persita Ade Suhendra dan satu lagi mengenai siku gelandang Persikad M. Sukron. “Saya tidak mau komentar soal wasit, tapi semua mata melihat penampilan wasit dan asistennya yang mengubah jalannya permainan. Selain itu kekalahan juga dikarenakan kesalahan elementer (dasar, red) pemain kami, dua gol tercipta karena kesalahan pemain mengantisipasi serangan Persikad,” jelas Wiganda Saputra, Asisten Pelatih Persita. Faktor non teknis (kepemimpinan wasit) yang menghadang penampilan Egi Melgiansyah dkk ditambah faktor ‘non teknis’ lainnya yakni ketidakberuntungan pemain dalam membuat gol. Tercatat enam peluang di babak kedua digagalkan oleh mistar dan tiang gawang Persikad. Sirvi Arvani dan Andika Dian masing-masing mendapat dua peluang, serta Hari Habrian dan Henry Rivaldi dengan satu peluang. “Padahal hampir setiap hari dalam latihan seminggu belakangan ada sesi finishing (penyelesaian asing, red) sampai saat coba lapangan (sehari sebelum laga, red) pemain kami beri menu finishing,” ungkap Pelatih Persita Bambang Nurdiansyah. Baik Banur, sapaan Bambang Nurdiansyah, maupun Gandul, sapaan Wiganda Saputra, juga menyoroti mental bertanding beberapa pemain pada laga yang disaksikan 500 pendukung setia Persita, Laskar Benteng Viola (LBV) atau yang dikenal dengan Viola dan North Legion. “Ada beberapa pemain yang nervous karena main pertama bersama Persita, ini membuat celah yang dimanfaatkan pemain Persikad,” jelas Gandul. “Ditambah kesalahan saat terjadi gol kedua, mempengaruhi mental bermain anak-anak sehingga permainan yang ingin dikembangkan tak tak berkembang. Ini menjadi perhatian kami untuk persiapan menghadapi Persikabo (Minggu, 30 April 2017),” timpal Banur. Soal dominasinya permainan Persita diakui Isman Jasulmei Pelath Persikad. Mantan pelatih Persija itu menyatakan pada intinya kemenangan skuat asuhannya pada laga perdana adalah memanfaatkan kelemahan yang terjadi pada diri Persita. “Jujur tak mungkin kami bermain terbuka dengan Persita disaat tim ini baru terbentuk seminggu. Saya menangani tim yang baru terbentuk setelah sebelumnya tim yang awal saya bentuk dirombak total, jadi saya mengintruksikan pemain untuk sabar dalam bermain dan saat Persita melakukan kesalahan pemain harus langsung melakukan serang balik,” ungkap Isman. Apa yang dikemukakan Isman selaras dengan peluang yang didapat Ade Jantra dkk di lapangan. Laskar Serigala Margonda hanya dapat empat peluang ke gawang Persita yang dua diantaranya berbuah gol. (apw)
Sumber: