Madinah Sedang Panas-Panasnya
TANGERANG – Calon jemaah haji asal Kabupaten Tangerang dijadwalkan tiba di Madinah hari ini, Senin (23/7) pukul 17.35 WIB. Sebanyak 385 rombongan jemaah diangkut menggunakan pesawat Garuda GIA 7165 dan terbang pukul 12.20 WIB. Rombongan ini merupakan kelompok terbang (kloter) 15 Banten yang masuk Asrama Haji Pondok Gede, Minggu (22/7). Selama di Madinah, calon jemaah haji diminta banyak minum. Sebab, suhu di sana saat ini sedang panas-panasnya. Panasnya suhu di Madinah yang mencapai 52 derajat ini membuat jemaah haji yang telah lebih dulu tiba di sana harus dirawat. Beberapa diantaranya mengalami luka bakar pada kaki karena kehilangan alas kaki. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusuf Singka mengatakan sampai dengan tanggal 21 Juli, ada 41 orang yang sudah berobat di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) Madinah. Dari jumlah tersebut, tiga dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi dan empat masih dirawat di KKHI. “Pasien lainnya sudah kembali ke pondokan,” katanya kemarin (22/7) . Dalam pemantauannya di Masjid Nabawi, Eka melihat beberapa jemaah haji yang kehilangan alas kaki. “Saat ini sudah ada delapan jemaah yang mengalami luka bakar karena pulang dari masjid tanpa alas kaki,” kata Eka. Mengantisipasi jemaah yang kehilangan sandal, Kemenkes telah menyiagakan 20.400 pasang sandal. Alas kaki gratis ini diperuntukkan untuk jemaah yang tidak pakai sandal saat pulang dari masjid. “Ini membuat petugas kesehatan haji Indonesia menyediakan sandal yang dibawa oleh Tim Promotif Preventif (TPP) Kesehatan Indonesia. Kita selalu berupaya semaksimal mungkin melakukan penyuluhan ke sektor-sektor agar jamaah haji yang masuk ke dalam masjid untuk membawa alas kakinya sendiri-sendiri,” ungkap Eka. Eka mengatakan Kemenkes telah menyiapkan klinik-klinik kesehatan di bandara Madinah dan Jeddah. “Saat ini operasional masih ada di Madinah sampai sebagian jamaah haji sudah berangkat ke Makkah,” tutur Eka. Selain pemberian sandal gratis, untuk pelaksanaan haji tahun ini salah satu inovasi dari Kemenkes adalah Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH). KKJH memuat tentang informasi-informasi yang ada di Siskohat. “Di belakang kartu ini ada di ICV yang menandakan bahwa jemaah sudah divaksinasi,” jelas Eka. KKJH dianggap lebih efisien dibandingkan dengan buku kesehatan karena kartu ini bersifat mobile dan statistik. Sehingga semua update tentang status kesehatan jemaah selalu ada. Bahkan catatan pembinaan sejak di tanah air sudah tercatat di kartu kesehatan haji. “Kartu kesehatan jemaah haji akan membuat jemaah haji patuh terhadap sistem komputerisasi siskohat yang telah dibangun oleh Kemenkes dan Kemenag selama bertahun-tahun,” imbuhnya. Menurut Eka, mayoritas gangguan kesehatan yang diderita oleh jemaah haji adalah akibat dehidrasi. Karena itu, dia meminta jamaah rajin meminum air zamzam yang bisa didapat dengan mudah di Masjid Nabawi. “Minimal minum dua liter zamzam setiap hari. Insya Allah tidak akan terserang dehidrasi,’’ jelasnya di Kantor KKHI Madinah kemarin. Dia menjelaskan, ada dua gejala dehidrasi yang bisa dikenali dengan mudah. Pertama, air seni tidak jernih dan berwarna kuning. Kedua, mudah merasa gelisah. Jika dua gejala tersebut muncul, jamaah haji harus meminum air sesering mungkin. “Jangan menunggu haus baru minum,” jelasnya. Dia mengigatkan, iklim di Arab Saudi sangat berbeda dengan Indonesia. Di Indonesia, sekalipun panas, tingkat kelembaban cukup tinggi. “Kalau di sini (Arab Saudi, Red), cuacanya panas kering. Air di dalam tubuh mudah menguap tanpa kita sadari,” jelasnya. Sementara itu, jumlah jemaah haji yang meninggal kembali bertambah. Seorang calon jemaah haji (CJH) asal Gowa, Sulawesi Selatan, bernama Hadia Daeng Saming wafat di Tanah Suci. Perempuan 73 tahun itu mengembuskan nafas terakhir tak lama setelah tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Jumat (20/7). Hadia adalah salah satu CJH dari Embarkasi Makassar. Dia berangkat bersama rombongan dari Kabupaten Gowa dan Barru. Anaknya, Asmia Hadi Hasan, 50, ikut menemani. Mereka bergabung dalam Kloter 5 Embarkasi Haji Makassar. Rombongan kloter diterbangkan ke Tanah Suci dengan maskapai Garuda Indonesia nomor penerbangan GA1203. Andi Marolla, petugas kesehatan yang mendampingi kloter 5 Makassar mengatakan bahwa kondisi Hadia sudah tidak sehat sejak di atas pesawat. Sekitar tiga jam sebelum pesawat landing, Hadia mengeluh sesak nafas. Berdasar buku kesehatan, dia memang memiliki riwayat penyakit bronkitis. Hadia sempat terlihat sehat setelah pesawat mendarat di Bandara Madinah sekitar pukul 13.00 waktu Arab Saudi. Namun, saat mengantre proses imigrasi, dia mendadak pingsan saat dipapah Asmia Hadi. Dibantu petugas, Asmia membawa ibunya ke klinik bandara. Saat itulah Hadia mengalami kondisi henti jantung. Hadia dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.04 waktu Arab Saudi. Hingga kini, sudah dua CJH yang wafat di Madinah. Sebelumnya, CJH asal Jakarta bernama Sukardi juga meninggal dunia saat melaksanakan salat asar di Masjid Nabawi. (jph/bha)
Sumber: