Libur Panjang Telah Usai, Wajib Kurangi Main Anak
TANGERANG – Meninggalkan libur panjang yang menyenangkan pasti membuat anak sedih. Tapi apa daya, waktu kembali ke sekolah segera tiba. Mereka harus meninggalkan liburan dan kembali mengasah ilmu di sekolahnya masing-masing. Anak-anak yang harus bersiap menyambut tahun ajaran baru. Orangtua harus memastikan anak-anak menyambutnya dengan riang gembira dan siap menuntut ilmu. Terlebih anak-anak yang baru masuk ke sekolah baru dan menjadi peserta didik baru. Orangtua harus lakukan beberapa cara agar anak kembali ke sekolah dengan semangat. Ketua LPA Kota Tangerang Dani Samiun menuturkan kiat-kiat untuk orangtua menghadapi anak masuk sekolah ialah mengatur waktu main. Dua minggu sebelum masuk, orangtua mulai mengurangi waktu main anak. Kembali membiasakan bangun pagi dan melakukan aktivitas pagi seperti mandi dan sarapan. “Selain itu, orangtua juga bisa mengajak anak-anak untuk mulai menyampul buku baru, menyiapkan alat tulis hingga menyimpan buku-buku lama dan menggantinya yang baru di meja belajar. Atau kegiatan apa pun yang bersifat siap menyambut tahun ajaran baru,” ungkap Dani saat ditemui Tangerang Ekspres, di gedung Pemkot Tangerang, Kamis (12/7). Lanjutnya, hentikan kegiatan liburan tiga hari sebelum masuk. Jadi anak-anak tidak banyak main. Sebagai orangtua mengingatkan untuk istirahat menyiapkan fisik yang lebih kuat dan siap menghadapi hari pertama sekolah. Memperbanyak istirahat itu penting supaya anak tidak loyo. Kata Dani, akan sangat menyayangkan jika anak-anak sekolah dalam keadaan lelah karena banyak main saat liburan. “Sayang, kalau di sekolah ngantuk karena istirahatnya kurang. Nanti anak-anak enggak bisa belajar dan enggak mood. Semua aturan berlaku untuk semua anak, jadi mereka enggak saling mengganggu,” katanya. Mengatur kembali pemakaian gadget adalah hal penting yang harus dilakukan menjelang masuk sekolah. Karena kalau libur memang dikasih main gadget lebih lama, kalau sudah masuk sekolah maka tidak bisa lagi. “Saatnya orangtua kembali menjadi teman bagi anak-anak. Pasalnya sekolah baru akan menimbulkan suasana baru terhadap anak-anak. Orangtua harus memahami, mengetahui dan mengerti perubahan-perubahan apa saja yang dihadapi anak di sekolah barunya. Dengan menjadi sahabat anak, setidaknya anak-anak akan bercerita aktivitas dirinya usai sekolah. Itu sangat membantu anak menjadi korban-korban bullying di lingkungan sekolah,” katanya. (bun)
Sumber: