Server Eror, PPDB Ditutup Sementara
SERPONG-Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang dilakukan secara online di Kota Tangsel bermasalah. Server penerimaan siswa itu kerap tidak valid. Wal hasil, kegiatan ini pun terpaksa ditutup sementara. Tepatnya, ditutup pada Sabtu dan Minggu (7-8 Juli) ini. Gejala sistem eror ini terjadi sejak tiga hari ke belakang. Tepatnya sejak pertama kali dibuka pada 4 Juli lalu hingga Jumat (6/7) kemarin, terjadi kendala yang dialami orang tua siswa. “Kami mohon pengertiannya kepada masyarakat. Sebab ini di luar kendali kami. Saat ini sedang dilakukan maintenance di dalam server kami. Sehingga kami membutuhkan waktu untuk memperbaiki sistemnya,” kata Muslim Nur, Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel di Posko PPDB di SMPN 11 Kota Tangsel, Jumat (6/7). Menurutnya, adanya maintenance ini terjadi diduga akibat dari ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi ribuan akses oleh masyarakat yang akan mendaftar sekolah di SMP Negeri. Dalam kesempatan ini, ia pun memastikan meskipun ada maintenance tidak akan merugikan pihak manapun. “Selama dua hari ini, kami akan melihat sejauh mana kemampuan akses. Pokoknya, kami berupaya dalam PPDB online ini tidak akan ada yang dirugikan. Baik orang tua murid maupun sekolah,” ujar dia. Ditambahkannya, pendaftaran PPDB online akan dibuka kembali pada Senin (9/7). Mengenai tenggat waktu, kata Muslim, rencananya akan diperpanjang. Untuk info lebih lanjut akan diberitahukan oleh Dindikbud di web resmi. Yakni di http//ppdb.didikbudtangsel.go.id. “Sementara ini, masyarakat bersabar. Setelah dua hari ini, bisa langsung mengecek di web resmi. Jika ada keluhan atau kendala lagi kami akan bertanggung jawab terkait PPDB ini, tegasnya. Di tempat yang sama, salah seorang warga Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara Catur Rahayu mengungkapkan, sejak pendaftran PPDB dimulai sampai dengan hari ketiga kemarin, ia belum juga berhasil mendaftarkan anaknya. Nilai anaknya yang ia masukkan ke dalam sistem, selalu ditolak. “Pada saat meng-input seluruhnya beres. Begitu memasukan nomor peserta mereka langsung menampilkan nilai USBN-nya bereskan. Tapi, begitu mau cetak, sistemnya menolak karena nilai di belakang koma tidak sama karena muncul dua digit angka di belakang koma. Jadi, merah langsung dan untuk cetak enggak bisa karena di komputer maunya satu angka,” ungkapnya. Ia melanjutkan, akibat masalahnya tersebut, Catur pun berharap agar Pemkot Tangsel bisa memberikan solusi untuk masalah ini. Terlebih, pendaftaran terakhir pada 7 Juli besok. “Jelas saya khawatir, aklau anak saya tidak bisa mendaftar. Padahal masuk dalam zona tapi, sistemnya kok bermasalah. Saya berharap, dengan sistem yang terus bermasalah, pemkot bisa memberikan kebijakan dengan memperpanjang waktu pendaftaran,” tuturnya. (mg-7/esa)
Sumber: