10 Guru Indonesia ke Amerika jadi Astronot
Program tahunan Honeywell Educators at Space Academy (HESA) kembali mengirim 10 guru asal Indonesia untuk diberi pelatihan astronot dan luar angkasa di U.S. Space & Rocket Center (USSRC) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat. Di sana para guru belajar cara-cara dan teknik mengajar yang inovatif untuk membangkitkan ketertarikan murid-muridnya dalam pelajaran sains dan matematika. Dalam program selama lima hari ini yakni dari 21 hingga 25 Juni 2018, para guru mengikuti pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa. Para guru juga belajar melalui simulasi pelatihan yang digunakan para astronot NASA dan mengasah jiwa kepemimpinan dan kerjasama mereka, serta membangun jaringan dengan guru-guru dari negara lain. Ke-10 guru yang dikirimkan tersebut adalah Warsono (guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap), Mohammad Ridwan (guru sains di Sekolah Darma Yudha), Abdul Rahman (guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo), Mega Lamita (guru SD Sekolah Tunas Daud), Darum Budiarto (guru di SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku). Kemudian Jessica (guru SDS Rhema En Cara, Bogor), Rosdiana Akmal Nasution (guru di Sekolah Bogor Raya), Faqih Al Adyan (guru matematika di Bunda Mulia School), Widia Ayu Juhara (guru matematika di SMP Taruna Bakti Bandung), dan Nur Fitriana (guru SD Negeri Deresan Sleman Yogyakarta). “Kami mengundang guru-guru, memberikan untuk diberi pelatihan agar mereka punya cara baru untuk mengajarkan STEM (sains, teknologi, engineering, dan mathematics). Kalau cara mengajarnya asik, siswa akan mencintai STEM,” kata Roy Kosasih, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, dalam press conference Guru HESA, Siap Untuk Indonesia di Jakarta, Jumat (29/6). Program HESA yang dimulai sejak 2013 ini bertujuan membantu para guru menumbuhkan minat anak didiknya di bidang STEM (sains, teknologi, engineering, matematika). "Terpilih dalam program HESA sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Kesempatan ini menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk menginspirasi siswa agar tertarik mendalami STEM. Bukan tidak mungkin suatu saat dari Indonesia, bisa muncul astronot,” kata Darum Budiarto, guru SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku. Begitu juga Nur Fitriana, guru SD Negeri Deresan Sleman, yang mengaku kagum dan terkesan dengan pelatihan dalam program HESA. “Simulasi roket sederhana ternyata bisa menjadi bahan pelajaran di bidang matematika. Selama ini anak didik saya terkesan takut dan pusing dengan matematika, tapi dengan simulasi ini pasti akan berubah. Praktik simulasi roket ini bisa membuat matematika menjadi pelajaran yang meaningfull dan fun,” ucapnya.(jpg/bun)
Sumber: