Salah Pilih Sekolah, Orangtua Panik
SERANG-- Permintaan dewan agar pendaftaraan penerimaan didik baru (PPDB) SMA/SMK diperpanjang belum mendapat respons. Untuk sementara pendaftaran akan ditutup besok, Rabu 27 Juni. Kabid Aptika dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian (Diskominfotiksandi) Banten Amal Hariawan mengatakan, perpanjangan waktu pendaftaran masih menunggu persetujuan dari Gubernur Banten Wahidin Halim. Panitia PPDB secepatnya akan memberikan laporan terakhir dari proses pendaftaran siswa baru 2018. “Berdasarkan rapat tadi (kemarin), soal perpanjangan waktu kita masih nunggu persetujuan Pak Gub. Nanti dibarengin laporan terkini juga,” kata Amal saat dihubungi via telepon, kemarin. Menurut Amal, pertimbangan perpanjangan waktu PPDB berkaitan dengan sejumlah hal teknis. Hal itu juga berdasarkan pantauan di lapangan dan banyaknya laporan yang menyebut wali murid masih banyak yang bertanya. “Ditambah 30 persen dari total 196 ribu lulusan SMP/MTs masih banyak yang belum mendaftar. Terus orang tua masih banyak yang salah klik jadi ke sini buat perbaikan,”ujarnya. Ia mengungkapkan, jumlah pendaftar sudah mencapai 110 ribu calon siswa. Dari jumlah itu, 50 persen sudah memasuki tahap verifikasi. “Sekarang untuk skoring dan passing grade juga sudah bisa dilihat di web PPDB. Untuk saat ini kita masih fokus melancarkan PPDB sampai batas waktu. Soal penambahan sekali lagi masih nunggu persetujuan,” kata Amal. Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menilai proses awal pembukaan PPDB 2018 sudah sangat mengecewakan. Meski begitu, dari laporan yang diterimanya kendala teknis pada hari pertama dan kedua sudah bisa teratasi. “Sekarang masih proses perbaikan. Tapi belum saya cek lagi. Itu kan ada di dinas gimana perkembangannya saya belum tahu sekarang,” kata pria yang akrab disapa WH itu. Ia mengaku sudah menegur dinas terkait permasalan PPDB. “Sudah saya marahin, tegur langsung segera diperbaiki. Makanya kita lihat Senin depan bagaimana penampilannya, bagaimana hasilnya akan kelihatan passing gradenya,” kata mantan Walikota Tangerang itu. Kepala Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) Dindikbud Banten Teddy Rukman menilai banyaknya orang tua calon siswa mendatangi Dindikbud adalah untuk melakukan perbaikan. Ia mengungkapkan, pada saat mendaftar banyak kesalahan yang dilakukan peserta. Salah memilih sekolah atau jurusan. “Seperti salah klik, harusnya klik Kota Serang malah masuk Kabupaten Serang. Begitu dicari otomatis kecamatannya Anyer, ya iya lah salah. Makanya mereka ke sini mau mereset (mengubah) itu,” kata Teddy kemarin. Kemudian, lanjut Teddy, banyak orang tua maupun calon siswa salah memilih sekolah yang seharusnya mengklik SMA menjadi SMK. ”Alasan mereka ke sini (Dindkbud) lebih ke situ (perbaikan). Makanya kita tampung dulu, minta kontaknya, suruh pulang. Nanti ada admin telepon dan mereka bisa login lagi,” jelasnya. Ia menilai, kesalahan kecil tapi berdampak cukup signifikan itu harusnya tudak terjadi apabila oarang tua tidak panik. “Sebenarnya kan itu di web sudah jelas ada SMA ya klik SMA. Yang mau ke SMK ya klik SMK. Aplikasinya kan yang ngatur sistem, kalau salah klik yang sudah ke record nggak bisa diulang. Kalaupun mau, dihapus dulu baru bisa daftar lagi,” ujarnya. Soal adanya pendapat banyaknya orang tua yang gagap teknologi (gaptek), Teddy menilai, hal itu bukan sebuah alasan. “Sekarang dengan adanya teknologi mereka bisa online, bisa pesen apa aja secara online. Dan soal admin yang di sekolah mereka kaya nggak mau repot terus dikirim ke kita,” katanya. Sementara itu, selama PPDB dibuka sejak 21 Juni,banyak ditemukan kasus kesalahan penginputan data. Seperti yang terdapat pada UPT SMK Negeri 3 Kota Tangerang. Petugas Pendaftaran melalui jalur luar kota dan siswa berprestasi di SMKN 3 Kota Tangerang Misbahul Munir mengatakan minat siswa melanjutkan pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang terbilang tinggi. Hingga dua hari menjelang berakhirnya pendaftaran, sebanyak 501 siswa telah mendaftarkan diri. Mereka terbagi atas 136 jurusan tata boga, 60 jurusan akomodasi perhotelan, 53 tata kecantikan, 154 teknik komputer dan jaringan (TKJ) serta 60 tata busana. “Tren pendaftaran ke SMK mengalami penurunan, mungkin bayaknya peserta yang belum mengatahui lokasi sekolah. Bahkan masih ada 157 siswa yang belum melakukan validasi ke sini,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres, Senin (25/6). Munir mengatakan, masih banyak menemukan siswa yang salah mengisi jurusan sesuai dengan minatnya. Akibatnya siswa tersebut harus menghubungi KP3B Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dan Kantor Cabang Dinas Pendidkan dan Kebadayaan (KCD) untuk melakukan perubahan. “Sampai saat ini telah ditemukan sebanyak lima sampai tujuh kasus siswa salah dalam penginputan jurusan. Mereka sudah diarahkan ke Serang,” tambah pria asal Salatiga, Jawa Tengah ini. Data yang diperoleh, di SMKN 3 Tangerang terdapat lima siswa yang berasal dari luar Provinsi Banten. Dimana lokasi terjauh berasal dari Nusa Tenggara Timur. Sekretaris Dindikbud Banten Joko Waluyo mengklaim hingga saat ini PPDB online masih lancar. Namun, ia mengakui jika dalam dua hari kemarin terjadi kendala teknis. “Insya Allah sekarang lancar-lancar saja. Untuk posisi pendaftar saat ini sudah mencapai 100 ribu lebih,” kata Joko saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, kemarin. Mengenai permintaan wali murid yang menginginkan pendaftaran siswa baru dikembalikan ke sistem manual, Joko menjelaskan hal itu tidak bisa diubah. Jika diubah maka akan mengubah prinsip transparansi dan akuntabilitas. “Kita akan tetep pertahankan. Dan insya Allah ke depan akan jauh lebih baik, yang kurang saat ini kita akan perbaiki. Lagian kan kita sudah nambah help desk di kabupaten/kota,” ujarnya. Mengenai penambahan waktu pendaftaran, ia mengaku masih menunggu kebijakan pimpinan. ( tb/ang/bha)
Sumber: