Verifikasi PPDB SMA Lemot
TANGSEL – Hari kedua Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPBD) Online SMA/SMK Provinsi Banten masih terjadi banyak masalah. Pagi hari, pendaftaran melalui website masih saja susah diakses oleh para orangtua siswa. Sejumlah calon siswa yang sudah berhasil mendaftar online harus kembali berhadapan dengan tahap verifikasi online yang sangat lemot. Informasi yang dihimpun, akibat proses verifikasi online yang sangat lemot. Hingga siang hari, SMAN 6 Kota Tangsel, Pamulang hanya berhasil memverifikasi dua data calon siswa. “Proses PPDB Online tahun ini cukup melelahkan bagi pihak sekolah. Selain harus menanggapi keluhan orangtua siswa yang belum juga bisa mendaftar. Kami juga kelelahan menunggu loading yang sangat lama dalam proses verifikasi data para calon siswa. Sedangkan antiran ratusan orangtua mengular,” ungkap Agus Hendrawan pada Tangerang Ekspres, Jumat (22/6). Saat kembali dikonfirmasi sore hari, dijelaskan Agus hingga pukul 16.00 sekolah baru berhasil memverifikasi 50 data calon siswa. Menghindari penumpukkan berkas verifikasi, SMAN 6 Kota Tangsel memutuskan tetap membuka pelayanan PPDB Online pada Sabtu (hari ini-red). “Kasian dengan petugas verifikasi jika kita libur seperti biasa sabtu-minggu. Kami yakin, Senin akan terjadi penumpukkan berkas yang bisa berakibat terselip atau hilangnya berkas yang menumpuk. Dengan itu, Sabtu ini kami tetap membuka pelayanan PPDB Online setengah hari,” jelasnya. Dijelaskan Agus, verifikasi PPDB Online orangtua siswa yang sudah berhasil mendaftar melalui website diharuskan membawa sejumlah berkas. Mulai dari Kartu Keluarga, KTP serta surat keterangan lulus dari sekolah asal. Petugas di sekolah akan mengakses atau memverifikasi melalui online serta menyimpan berkas secara fotocopy-an. “Dua hari berlangsung dua kali kami mengalami gangguan. Pertama gangguan pendaftaran online yang mau tidak mau kita hadapi orangtua siswa yang datang ke sekolah. Kedua, gangguan verifikasi dimana proses loadingnya sangat lemot. Saya sebagai kepala sekolah, kasian dengan orangtua siswa yang bolak-balik sekolah dan kasian dengan para petugas di sekolah yang harus menghadapi semua masalah ini,” tutur Agus.(bun)
Sumber: