Densus 88 Tangkap 4 Orang, Sembunyi di Pinang Jadi Tukang Jahit
TANGERANG—Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan perburuan terduga teroris di sejumlah daerah, Rabu (16/5). Di Kota Tangerang, korps burung hantu ini menggerebek tiga lokasi di Kecamatan Pinang. Ketiga lokasi itu diduga sebagai tempat persembunyian terduga teroris. Lokasi pertama di sebuah rumah Jalan Gempol Raya No 14, Kelurahan Kunciran RT 4/RW2, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Dari rumah tersebut, seorang perempuan bercadar ditangkap. Kedua, sebuah rumah di Cluster Ubud 2, Perumahan Duta Bintaro. Namun di lokasi tersebut, anggota Densus 88 tidak tampak melakukan penangkapan dan tidak menemukan terduga teroris. Dan ketiga yakni di Perumahan Kunciran Mas Permai, Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang. Penggerebekan dan penangkapan dilakukan karena para terduga termasuk dalam kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang diincar oleh polisi. Salah seorang tetangga di rumah Jalan Gempol Raya, Dewi Sari, mengaku saat penangkapan sempat terdengar letusan senjata. Namun ia tidak mengetahui letusan tersebut apakah dari dari Densus 88 atau sebaliknya. Dewi menjelaskan, rumah digerebek Densus dihuni lima orang. Namun yang dibawa polisi hanya penghuni wanita. Penghuni rumah lainnya sudah kabur lebih dulu sebelum polisi datang. Selama tinggal bersebelahan ia tidak pernah berkomunikasi dengan terduga teroris tersebut. “Sudah enam bulan mereka ngontrak di sini. Orangnya tertutup, kalau pergi suka bawa tas besar. Mereka bekerja sebagai tukang jahit jins,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres, Rabu (16/5). Pantauan Tangerang Ekspres, lokasi penggerebekan ramai dipadati masyarakat yang ingin melihat secara langsung kondisi rumah. Dari lokasi penggerebekan itu, tim Densus kemudian menggeledah rumah di Cluster Ubud 2 Perumahan Duta Bintaro yang letaknya berkisar 1 kilometer dari lokasi penggerebekan pertama. Di tempat tersebut polisi tidak menemukan adanya barang yang mencurigakan. Penggeledahan selanjutnya dilakukan di Perumahan Kunciran Mas Permai Jalan Delima RT 02 RW 15 yang letaknya lima menit dari lokasi penggeledahan pertama. Di lokasi Kunciran Mas Permai petugas mengamankan tiga orang berisial MC, G dan A serta menyita sebuah sepeda motor, buku keagamaan, dan sebuah telepon selular. Pemilik rumah Bambang Rianto mengaku terkejut atas penangkapan tersebut. Ia mengaku tidak menyangka jika A yang juga merupakan seorang pekerja di tempat usaha milik anaknya menjadi terduga teroris. “Saat itu saya sedang berada di toko sepeda, tiba-tiba petugas datang,” ucapnya. Upaya perburuan terduga teroris itu sebelumnya dilakukan di Kota Tangsel. Tim Densus 88 Mabes Polri sekitar pukul 11.00 WIB memeriksa penghuni kontrakan 1.000 di Gang Nurul iklas IV RT 15/11, Jalan Masjid Darusalam, Kelurahan Kedaung, Pamulang. Warga penghuni kontrakan 1.000 Lina mengatakan, anggota Densus 88 dengan senjata lengkap datang menggunakan empat mobil mendatangi kontrakan tersebut. “Termasuk saya juga diperiksa, mereka mendatangi penghuni kontrakan lain sambil meminta menunjukkan KTP, KK dan surat nikah,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (16/5). Lina menambahkah, satu blok kontrakan yang ia tempati ada 10 pintu. Namun, ada juga penghuni kontrakan yang ditanya detail dan lama oleh anggota Densua 88. Saat polisi datang, kontrakan sepi lantaran ditinggal kerja. “Polisi juga memeriksa dan menyisir kontrakan yang ada di belakang kontrakan yang saya tempati. Ada juga polisi yang berjaga di depan gerbang masuk," ujarnya. Sementara itu, pemilik kontrakan 1.000 Ali Marwan mengatakan, saat tim Densus 88 datang ia tidak ada di lokasi. Yang ada hanya istrinya. “Istri saya bilang Densus 88 datang bersama Pak RT, kemudian memeriksa 33 pintu penghuni kontrakan yang saya miliki," ujarnya. Sebelum tim Densus 88 datang, Ali menjelaskana Ketua RT sudah memberitahu akan diadakan pemeriksaan penghuni kontrakan namun, waktunya belum pasti. Menurutnya, Ketua RT bilang bagi penghuni kontrakan yang belum lapor RT agar segera lapor untuk antisipasi terorisme. "Berita yang beredar kalau kontrakan kerap dijadikan markas teroris, kata Pak RT pemeriksaan untuk mengatisipasi hal tersebut tidak terjadi di lingkungannya," ujarnya. Sementara untuk mengantisipasi masuknya teroris ke wilayah hukum Polres Kota Tangerang, anggota polres melakukan razia kendaraan pengangkut orang atau barang yang hendak masuk ke Tangerang. Menurut Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif, hal itu merupakan antisipasi terhadap aksi teror yang saat ini kembali marak. Sabilul menambahkan, pengawasan ketat itu dilakukan di Jalan Serang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang dan beberapa wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. “Ini untuk melakukan deteksi dini terhadap pihak tertentu yang akan melakukan aksi teror,” ucapnya. Kapolres mengatakan, penjagaan tersebut ditujukan untuk kendaraan pengangkut barang dan angkutan umum seperti mobil boks dan truk yang bermuatan material. Selain itu, pemeriksaan serupa dilakukan di wilayah pesisir tepatnya di Kecamatan Kronjo. Polisi melakukan pengawasan dengan menghentikan kendaraan kemudian barang bawaan mereka diperiksa petugas. Tak ada pengecualian dalam pemeriksaan ini yang dikhususkan pada kendaraan pembawa barang. Pemeriksaan serupa juga untuk kendaraan yang datang dari luar daerah. Penjagaan dilakukan lebih ketat pada saat malam hari dengan meneliti seluruh barang bawaan dan apabila ada yang mencurigakan seluruh orang yang ada di dalam kendaraan digeledah. “Tidak ada pengecualian terutama kendaraan yang membawa barang, harus diperiksa termasuk surat-surat kelengkapannya,” tuturnya. Sabilul meminta kepada seluruh anggota Polres Kota Tangerang taat dalam menjalani tugas karena saat ini dalam kondisi siaga satu, sehingga tidak boleh lengah. Selain itu, anggotanya juga menjaga beberapan pusat keramaian yang ada di wilayah hukum Polres Kota Tangerang, termasuk pom bensin dan kawasan pesisir yang berkoordinasi dengan Polair Polda Banten.(mg-11/bud/mg-6/bha)
Sumber: