Jembatan Amblas, JLS Ditutup

Jembatan Amblas, JLS Ditutup

CILEGON—Hujan deras yang mengguyur Kota Cilegon sejak Rabu (25/4) mengakibatkan jembatan di Jalur Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon amblas. Jembatan yang berada di Kelurahan Lebak Denok, Citangkil, Kota Cilegon, itu ambas sekitar dua meter. Akses menuju kawasan wisata Pantai Anyer pun terputus. Informasi yang dihimpun, amblasnya jembatan tersebut diduga karena pondasi tidak kuat menahan arus air sungai. Salah seorang saksi mata Rendy (25) mengatakan, ketika kejadian dirinya sedang memotong rumput. “Saat itu suara arus air di sungai sangat kencang. Tiba-tiba jembatan ambruk. Warga yang dekat jembatan berlarian,” katanya. Ia mengaku kaget dengan kejadian itu. Bahkan setelah kejadian, bersama warga lainnya langsung menyetop mobil yang melintas dan mengalihkan jalur kendaraan. “Bersama warga saya langsung menyetop kendaraan yang hendak melintas di jembatan tersebut, dan ditutupi dengan pohon,” ujarnya. Camat Citangkil Joko Purwanto mengatakan amblasnya jembatan tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. “Jembatan ambruk itu ada di lingkungan Temiang, Kelurahan Lebak Denok. Namun, tidak ada korban jiwa atas kejadian itu. Sementara ditutup dengan kayu, supaya pengendara tidak bisa melintas,” katanya. Selain jembatan yang amblas, sejumlah titik di Kota Cilegon diketahui juga terdampak banjir yang diakibatkan hujan deras yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Banten sejak dini hari kemarin. Bahkan Pemkot Cilegon sudah membuka Crisis Center di Sekretariat Palang Merah Indonesia (PMI), Kompleks Perumnas Cibeber Kencana. Menurut Kepala PMI Cilegon Abdul Hakim Lubis mengatakan, pihaknya membuka posko dan membuat dapur umum untuk para korban banjir. “Crisis center di sini, sekalian juga kami buka dapur umum yang terdiri atas gabungan beberapa instansi terkait seperti BPBD, Tagana, Dinkes, dan PMI. Untuk pendistribusian bantuan akan diatur sedemikian rupa,” katanya. Sekretaris BPBD Kota Cilegon Purwadi mengatakan, crisis center sebagai salah satu posko, di mana sampai saat ini dari 8 kecamatan, wilayah Cibeber yang paling parah. “Posko di PMI memudahkan koordinasi semua pihak dalam penanganan banjir. Ada bantuan pendistribusian makanan dan minuman, langsung kami kirim dan terkontrol semua. Untuk sementara ini laporan data mengenai daerah yang dilanda banjir belum masuk, yang jelas banjir ini terbesar,” katanya.(mg-03/bha)

Sumber: