Server Ngadat, UNBK Molor 1 Jam
CIPUTAT--Hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 3 Kota Tangsel kemarin tak berjalan mulus. UNBK molor selama 75 menit. Gara-garanya, jaringan internet mengalami gangguan sehingga server UNBK ngadat. Siswa tak bisa mengakses soal-soal. Ratusan siswa SMPN 3 Kota Tangsel pun terpaksa menunggu selama lebih dari 1 jam. Bukan hanya siswa yang panik. Pengawas ujian pun merasakan hal yang sama. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel Taryono mengungkapkan, kendala yang dialami dalam pelaksanaan UNBK ini terkait sistem. Hal ini tidak hanya terjadi di Kota Tangsel. Tapi seluruh Indonesia. “Sesuai jadwal, seharusnya UNBK dimulai pukul 07.30. Tapi baru bisa berlangsung pukul 08.45. Ini terjadi di semua wilayah Tangsel, keterlambatan sekitar satu jam. Terkendala sistem dari pusat, kami beberapa kali berkomunikasi dengan kepala dinas di Serang, di sana juga off. Artinya ini masalah nasional,” kata Taryono saat melakukan kunjungan di SMPN 3 Kota Tangsel, Senin (23/4). Menurut Taryono, Dindikbud Kota Tangsel telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatisipasi adanya kendala. Namun, hambatan kali ini di luar kuasa. “Dalam persiapan UNBK, kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian, dinas perhubungan, PLN bahkan kami juga berkordinasi dengan Dandim terkait pengamanan jalan, infrastruktur dan komputer dari pencurian. Tapi yang terjadi tadi kendala ada di pusat,” kata dia. Ia berharap, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi hingga UNBK pada 26 April mendatang berakhir. Selain itu, Taryono juga meminta kepada pihak sekolah, pengawas maupun teknis yang ada di ruangan agar tetap membuat peserta tenang. “Kami berkunjung untuk memastikan UNBK bisa berjalan dengan baik. Walaupun tadi awalnya ada masalah jaringan yang belum terkoneksi agar tidak membuat anak-anak panik,” ucap Taryono. Untuk UNBK di SMPN 3 Tangsel terbagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama dimulai pukul 07.30 sampai dengan 09.30. sedangkan sesi kedua dimulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.00. “Karena ada kendala tadi, maka dengan sendirinya hari ini ada penambahan waktu untuk pelaksanaan UNBK. Mundur satu jam atau sesuai dengan kendala tadi,” tambah Taryono. Adapun peserta UNBK di Kota Tangsel terdiri atas 181 peserta dari 153 mandiri dan 29 masih tergabung. Jumlah siswanya sebanyak 17.759 siswa. “Alhamdulilah 100 persen di Kota Tangsel sudah UNBK. Ada beberapa sekolah negeri dan swasta yang masih bergabung ke sekolah lain. Seperti SMPN 7 Tangsel bergabung di SMAN 2 Tangsel, SMPN 10 menggunakan komputer milik SMAN 4 Tangsel,” imbuh Taryono. Dengan adanya sistem UNBK, kata Taryono, dapat meminimalisir kecurangan dalam ujian sekolah. “Masalah terkait pengamanan soal dan lembar jawab sudah tidak ada lagi. Selain itu kebocoran-kebocoran yang sering terjadi kini sudah tidak terjadi,” ujarnya. Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel Sri Lintang Rosi Aryani menambahkan, sebelumnya DPRD Kota Tangsel dan Dindikbud sudah memantau langsung persiapan teknis UNBK di SMPN 3 Tangsel. “Sebelum UNBK kita sudah pernah ke sini. Persiapan sudah, saat itu pemasangan beberapa instalasi, software ke komputer anak-anak, semua lancar. Saya sendiri tidak membayangkan kalau pagi ini (kemarin,red) untuk dapat token awal saja nunggu lama. Kita sempat deg-degan juga, karena kalau ada apa juga yang ditanyakan kita,” ujarnya. Kemendikbud menyampaikan permintaan maaf terkait adanya kendala pada pelaksanaan UNBK SMP di hari pertama. Permohonan maaf tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso. “Pada prinsipnya kendala tersebut tidak berakibat fatal terhadap pelaksanaan ujian, karena waktu pelaksanaan ujian dapat dimundurkan. Misalkan gangguan terjadi sekitar 30 menit, maka pelaksanaan ujian dapat dimundurkan 30 menit juga. Yang terpenting di sini adalah siswa tidak boleh dirugikan,” katanya. Pada informasi UNBK 2018 milik Kemendikbud kemarin pukul 08.28 muncul pengumuman server pusat sedang dalam perbaikan. Di pengumuman tersebut dikatakan karena perbaikan yang akhirnya menyebabkan server sekolah berstatus offline. Siswa yang sedang mengerjakan soal, dipersilakan untuk mengerjakan soal. Namun jika siswa belum masuk ke halaman soal, siswa diminta menunggu hingga status server aktif. Kepala Pusat Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Mochamad Abduh mengatakan hal itu dikarenakan server yang overload. “Jumlah peserta UNBK SMP/MTS yang sangat banyak,” katanya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Tahun ini ada 2.004.947 siswa SMP dan 689.573 siswa MTS yang mengikuti ujian. Abduh menjelaskan jika pembenahan server secara nasional dilakukan selama 30 menit. Sementara di lapangan, penyelesaian sangat situasional. Menurut Abduh hal itu tergantung keputusan proktor, teknisi, dan pengawas. Hal ini yang menyebabkan satu sekolah dengan yang lainnya berbeda-beda dalam memulai UN. “Beberapa opsi lain yang bisa ditempuh, jadwalnya mundur, menambah sesi tambahan, atau mengikutsertakan dalam UN susulan,” ujarnya. Belum semua UNBK dari Kota Serang dilaporkan. Dari 79 SMP se-Kota Serang, baru 36 sekolah yang menyelenggarakan UNBK. Ke-36 sekolah itu yakni 24 SMP negeri dan 12 sekolah swasta. Sedangkan, 43 sekolah lainnya tidak menyelenggarakan UNBK. Kepala Dindikbud Kota Serang Akhmad Zubaidillah mengatakan, di Kota Serang ini ada 79 SMP, terdiri dari 24 SMP negeri dan 55 SMP swasta. Namun belum seluruhnya menyelenggarakan UNBK. “Sekolah-sekolah yang tidak menyelenggarakan UNBK ini rata-rata tidak mempunyai sarana IT yang memadai,” katanya. Wakil Walikota Serang Sulhi Choir usai monitoring UNBK di SMPN 1 Kota Serang menerangkan UNBK SMP se-Kota Serang secara umum berjalan lancar. Berdasarkan tinjauannya ke lapangan, ternyata UNBK ini mudah dan juga cepat dapat dipahami dan dapat dilaksanakan oleh para peserta UNBK dengan baik. Soal kendala teknis, Sulhi menjelaskan sudah ada yang ditugaskan untuk memonitor langsung berjalannya UNBK agar maksimal. “Jadi, jika ada gangguan, seperti mati listrik atau kendala-kendala lainnya harus cepet koordinasi dengan petugas, agar yang ditugaskan itu langsung turun menyelesaikannya,” tuturnya. Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, pelaksanaan UNBK di Kabupaten Serang mengalami kendala di salah satu sekolah, yakni SMPN 1 Kibin. Di mana satu ruang kelas di sekolah itu pada sesi pertama mengalami kendala teknis, karena server dari pusat mengalami gangguan. Akibatnya siswa terus mengulang UNBK di sesi berikutnya. “Kemudian, di SMPN 1 Ciruas juga mengalami ganguan server, namun hanya berlangsung 10 menit,” katanya. Tatu menerangkan, dari 192 SMP di Kabupaten Serang yang melaksanakan UNBK hanya 69 sekolah saja. ”Sisanya tidak melaksanakan UNBK karena tidak memiliki sarana komputer,” katanya. (mg-7/and/mg-03/ang/jpg/bha)
Sumber: