Dekat dengan TW, GN Bisa ‘Acak-acak’ Suara Jokowi
Pencalonan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo bisa menjadi kuda hitam di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Kedekatannya dengan berbagai macam kelompok masyarakat menjadi alasannya. Gatot juga diketahui memiliki hubungan baik dengan para tokoh maupun pengusaha. Salah satunya Tomy Winata. Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Ikramah Khaeron melihat bahwa pencalonan Gatot dapat memecah suara calon petahana, Joko Widodo (Jokowi). Kedekatannya dengan Tomy sebagai salah satu orang berpengaruh di Partai NasDem, dianggap dapat menarik NasDem keluar dari koalisi Jokowi. "Gatot bisa masuk dan memecah suara di Jokowi. Karena kita tahu Gatot punya hubungan yang sangat emosional dengan tokoh yang berpengaruh di NaDem," ungkap Ikramah di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/4). "Kita sebut saja Tomy Winata sebagai orang di balik layar yang menguasai partai itu. Dan kalau Gatot masuk poros itu, bisa jadi NasDem masuk sebagai penyokong Gatot," lanjutnya. Meski demikian, pencalonan Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan yang selama ini banyak digadang-gadang akan sangat ditentukan oleh keputusan Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus itu bakal diuji kebesaran hatinya, dengan akan tetap mempertahankan konsep capres-cawapres seperti saat ini atau akan menghadirkan figur baru. "Gatot dan Anies pilihannya pada kebesaran hati Pak Prabowo. Apakah ini mau keluar dari kubu Gerindra-PKS ataukah ini kukuh Gerindra capres, PKS cawapres," tegas Ikramah. Lebih lanjut Ikramah mengatakan bahwa koalisi Gerindra memang lebih membutuhkan figur baru agar lebih bisa bersaing dengan Jokowi. Sebab jika dilihat dari hasil polling beberapa lembaga survei, elektabilitas Prabowo masih jalan di tempat. Sosok baru seperti Gatot atau Anies dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. "Kalau kita lihat dari tracking survei, elektabilitas Prabowo memang peningkatannya hampir bisa dibilang stagnan, jadi buruh figur-figur baru figur fresh, yang kira-kira bisa jadi rival Pak Jokowi," pungkas Ikramah.(ce1/sat/JPC)
Sumber: