Pemprov Selidiki Cacing Dalam Sarden

Pemprov Selidiki Cacing Dalam Sarden

SERANG—Viralnya sarden kaleng mengandung cacing yang pertama kali ditemukan di Provinsi Riau juga berimbas di Banten. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten mengambil sampel sarden kaleng dari sejumlah pasar. Saat ini, sampel-sampel sarden tersebut sedang diuji laboratorium. Kepala Disperindag Banten Babar Suharso mengatakan, hasil uji laboratorium akan diketahui dalam tiga hari ke depan. Mengenai merek, Babar belum bisa menyampaikannya. “Sarden yang kami ambil sampelnya untuk sementara kami minta pending (penjualan) dulu. Mereknya belum bisa saya sebut karena masih menunggu hasil lab tiga hari ke depan,” kata Babar, Rabu (28/3). Menurut Babar, uji laboratorium dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa Disperindag bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Serang langsung bergerak menindaklanjuti laporan tersebut. “Dari laporan masyarakat, ada beberapa indikasi bahwa beberapa merek di pasar modern atau swalayan dijual sarden yang mengandung cacing. Kemarin, kita sudah sampling di Tangerang, nanti menyusul di kota lain,” jelasnya. Jika hasil laboratorium sudah keluar, Babar berjanji sesegara mungkin akan mengumumkannya kepada masyarakat Banten. “Kami akan melakukan beberapa tindakan kalau ternyata memang hasilnya positif (mengandung cacing). Pertama akan kami sampaikan ke publik, dan kedua kami perintahkan dilarang (beredar) atau ditarik," tegasnya. Adapun soal produsennya, Babar juga mengaku belum bisa membeberkannya. Tetapi, dia menilai, produk sarden tersebut sudah tersebar merata di outlet-outlet modern. “Kemungkinan di minimarket, kalau di pasar tradisional belum kami cek. Kalau produsennya kelihatannya mereknya sudah familiar yang (jenis) makarel saus tomat,” ujarnya. Kepala BPOM Serang Alex Sandro belum bisa berkomentar banyak. Hal itu karena sampel sarden yang diduga mengandung cacing masih diteliti. “Nanti saja, masih diuji di lab,” katanya singkat. Sebagai informasi, beberapa hari lalu BPOM telah mengeluarkan surat edaran penarikan tiga produk ikan kaleng sarden di pasaran Indonesia. Ketiga merek ikan kaleng ini terindikasi cacing yakni Famerjack, Hoki dan IO. Kasus mencuat pertama kali di Provinsi Riau. Cacing yang ditemukan di dalam sarden kalengan merek Farmer Jack, IO, dan HOKi itu disebut-sebut cukup berbahaya bagi kesehatan. Jika masuk ke dalam usus, cacing dengan nama ilmiah anisakis sp ini dapat menyebabkan penyakit anisakiasis. Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan penyakit saluran cerna dan penyakit hati Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam Dr Arif Koswandi, SpPD KGEH mengatakan, anisakiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing dari famili anisakidae terutama anisakis sp, dan tergolong zoonosi yang berbahaya. “Penyakit ini dapat menginfeksi manusia, biasanya melalui konsumsi ikan mentah yang mengandung larva anisakis,” kata Arif, seperti diberitakan Batam Pos (grup Tangerang Ekspres) Jumat (22/3) pekan lalu. Biasanya, penyakit ini ditandai dengan gejala sakit pada abdomen, kejang, muntah, diare, dan demam ringan. Dalam kasus ekstrem, cacing dapat menyebabkan obstruksi usus. “Obstruksi usus adalah penyumbatan yang membuat makanan atau cairan melewati usus kecil atau usus besar,” ujarnya. Masalah yang sering muncul disebabkan karena mengonsumsi makanan ikan atau makanan mentah tanpa dimasak terlebih dahulu atau dalam keadaan setengah masak. Celakanya, parasit ini bisa tumbuh cukup lama dalam tubuh ikannya. Jika tidak sengaja dikonsumsi, maka tubuh bakal memberikan respons immunomodulatorik (respons imun) dan reaksi alergi. Namun secara alami tubuh manusia normal memiliki kemampuan mengatasi kecacingan, terutama cacing usus. “Ada respon protektif. Tubuh segera mengaktifkan antigen presenting cell (APC) yang akan merangsang sistem kekebalan tubuh,” ujarnya. Fatalnya lagi, meskipun cacing parasit ini dalam keadaan mati saat dikonsumsi, cacing tersebut akan tetap menyebabkan reaksi alergi. “Parasit yang mati akan melepaskan materi antigenik, yakni antigen somatik. Hal ini menyebabkan sensitisasi dan reaksi alergi,” kata Arif. Dia menyarankan masyarakat yang sudah terlanjur mengonsumsi sarden yang mengandung cacing ini untuk tidak panik dan segera mengonsumsi obat cacing. “Dalam kasus besar jika timbul komplikasi akibat konsumsi parasit tersebut dapat menyebabkan penyumbatan usus. Kalau sudah seperti itu bisa dilakukan operasi,” tutupnya. (tb/jpg/bha)

Sumber: