Pelajaran TIK Tak Diperlukan di Sekolah

Pelajaran TIK Tak Diperlukan di Sekolah

JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi tak perlu menjadi mata pelajaran di sekolah. Menurut dia, teknologi informasi dan komunikasi atau TIK sudah bukan lagi harus dipelajari, melainkan dikuasai dalam kehidupan sehari-hari. "Jadi, guru harus menguasai ilmu tersebut dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar ke anak didik," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir dalam acara peluncuran Samsung Smart Learning Class (SSLC) di SMA Pangudi Luhur, Jakarta, kemarin. Hal tersebut, kata dia, harus dilakukan karena anak didik zaman sekarang merupakan generasi Z, yaitu generasi yang lahir manakala era internet sudah merajalela. Mereka melek teknologi sehingga punya ruang leluasa untuk menggapai dunia dan impiannya. Selain imbauan menguasai TIK, pria yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini meminta guru dan sekolah bisa memanfaatkan teknologi untuk mendidik anak agar memiliki lima kemampuan atau 5C. Lima kemampuan tersebut adalah critical thinking (berpikir kritis) dan problem solving (memecahkan masalah), creativity (kreativitas), communication (mahir berkomunikasi), cooperation (bekerja sama), serta confident (percaya diri). Muhadjir percaya, jika sekolah bisa membentuk dan mengembangkan kelima hal tersebut di diri anak didik, maka generasi Indonesia kelak sudah siap menghadapi persaingan abad ke-21. "Kita Indonesia baru memasuki metode belajar 5C," kata dia. Maka dari itu, ucapnya, pemerintah pun mengapresiasi Samsung yang mau menghadirkan SSLC di sekolah. Teknologi pendamping belajar SSLC sendiri adalah kelas berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).   Kelas ini dilengkapi dengan 31 unit Samsung Tab A with S Pen, 2 unit Smart TV 55 inci, perangkat Gear Virtual Reality (Gear VR), dan koneksi internet. Tablet tersebut sudah pula dipasangi e-learning mata pelajaran bidang matematika dan sains yang dilengkapi beragam ilustrasi sehingga menarik dan mudah dipahami. Terdapat juga aplikasi perpustakaan digital dan bimbingan belajar online. Untuk keamanan data dan perlindungan terhadap serangan malware, tablet akan dilindungi platform Samsung KNOX. Lewat platform ini, sekolah pun bisa mengatur perangkat tablet agar sesuai dengan visi kelas digitalnya. President Samsung Electronics Indonesia Jae Hoon Kwon yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa SSLC ada untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun generasi muda yang mandiri dan berkarakter. Dengan demikian, mereka diharapkan bisa mencapai impian di masa depan. Sementara itu, Vice President Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee yang hadir pula dalam acara itu menyatakan, pemanfaatan teknologi di kelas bisa membuat proses belajar dan mengajar jadi lebih menarik. Ini karena guru dapat menyampaikan materi dengan lebih interaktif, serta menciptakan konten yang lebih menarik sehingga memudahkan anak didik memahami materi pelajaran. "Samsung berkomitmen untuk berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia. SSLC ini merupakan wujud komitmen kami untuk kemajuan edukasi di Indonesia," ujar dia. Dari informasi yang kami peroleh, selain di SMA Pangudi Luhur Jakarta, SSLC hadir pula di Brawijaya Smart School Malang, SMA Plus Negeri 17 Palembang, dan SMA Islam Al-Azhar 12 Makassar. (jpc/mas)

Sumber: