Bedah Rumah Kurangi Kawasan Kumuh

Bedah Rumah Kurangi Kawasan Kumuh

TANGERANG – Program bedah rumah yang dicanangkan sejak 2014, menjadi program unggulan Pemkot Tangerang. Meski harus mengeluarkan anggaran tak sedikit, namun program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk itu, program ini masih dipertahankan untuk dilanjutkan. Tercatat, total rumah warga tidak layak huni yang sudah dibangun  pemkot sebanyak 4.878 unit rumah. Angka yang cukup besar untuk sebuah keberhasilan program.  Diawal program pada tahun 2014 hanya 52 unit rumah yang dibedah,  tahun 2015 berhasil merenovasi sebanyak 1.107 unit, tahun 2016 bertambah lagi menjadi 1.405 unit. Paling banyak tahun 2017 dengan total 2.314 unit rumah. Tahun ini Pemkot Tangerang menganggarkan kembali untuk merenovasi sebanyak 1.000 unit rumah yang tersebar di sejumlah wilayah di 13 kecamatan se-Kota Tangerang. Untuk kategori rumah rusak berat, bantuan yang diterima sebesar Rp 20.100.000 per unit sedangkan rumah kategori rusak sedang hanya Rp 10.100.000 per unit. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Tangerang, Dafyar Eliyadi mengatakan, program bedah rumah tiap tahun terus mengalami peningkatan jumlahnya. Hal itu sangat efektif untuk mengurangi kawasan kumuh dalam rangka mewujudkan Tangerang yang layak huni. Widi Hastuti, Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman menambahkan, keberhasilan membedah rumah warga sebanyak itu, pemkot menggandeng Badan Kesewadayaan Masyarakat (BKM) sebagai pelaksana pembangunan. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa bergotong royong dalam melaksanakan rehab rumah penerima bantuan. “Kalau diserahkan ke kontraktor harus ada untungnya buat kontrakor. Karena ini nilainya kecil dan bersifat gotong royong, maka kerjasamanya dengan BKM untuk melaksanakan pembangunan,” kata Widi. Dengan sistem gotong royong, diharapkan kedepan bedah rumah tidak lagi didanai pemerintah. Melainkan swadaya masyarakat melalui BKM. “Saya berharap ada masanya, dimana pemda tidak lagi menangani. Tapi ditangani masyarakat langsung,” kata Widi. Diakui Widi, pelaksanaan bedah rumah yang cukup masif berdampak positif terhadap lingkungan. Terutama dalam mengurangi kawasaan kumuh di Kota Tangerang dari posisi 56 hektar kawasan kumuh yang ditetapkan kini menjadi 53 hektar. Berarti kawasan kumuh di Kota Tangerang sudah berkurang 3 hektar dengan adanya program bedah rumah dibantu program-program lainnya. Perubahan signifikan, aku Widi ada di kantong-kantong kawasan kumuh seperti Kedaung, Neglasari. Sekarang kampung di daerah tersebut sudah lumayan bagus. Dinas Perumahan dan Permukiman juga melakukan pembinaan kepada para penerima bantuan bedah rumah. Pembinaan yang melibatkan Forum Kota Sehat, MUI dan PKK bertujuan agar masyarakat bisa mengubah perilaku hidup sehat dan bersih. “Tidak hanya rumahnya saja yang bagus, tapi kesehatannya juga harus meningkat. Ini yang kita sadarkan agar masyarakat mau berubah meninggalkan pola lama saat rumahnya belum diperbaiki,” tukasnya. (*)

Sumber: