Bandara Harus Nihil Kecelakaan

Bandara Harus Nihil Kecelakaan

  TANGERANG – Bandara sebagai titik pusat penerbangan udara sangat rentan terhadap bencana. Untuk itu penting dibangun kesadaran terhadap keselamatan penerbangan agar bandara benar-benar nihil kecelakaan. Menumbuhkan kesadaran itu, PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta mengampanyekan persoalan tersebut melalui Ramp Safety Campaign. Tahun ini, kampanye berlangsung hingga 12 Februari. Secara simbolis Presiden Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin membuka Ramp Safety Campaign, Senin (5/2). Kampanye menggandeng seluruh komunitas di bandara dan Otoritas Bandara, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, Basarnas, AirNav, AOC Internasional, AOC domestic, Pertamina dan Airlines. Awal mengatakan, seluruh stakeholder yang berada di Bandara Soekarno-Hatta dapat meningkatkan dan menumbuhkan kepedulian akan pentingnya keselamatan operasional penerbangan. Terlebih, aktivitas penerbangan di bandara tersebut menunjukan perkembangan yang semakin meningkat, baik dari sisi konektivitas maupun jumlah penumpang. Terbukti pada tahun 2017, lonjakan penumpang di bandara itu menembus 63 juta. “Melalui kampanye ini, kami mengajak seluruh komunitas yang ada di Bandara Soekarno-Hatta untuk membangun budaya bahwa keselamatan penerbangan merupakan aspek utama dalam transportasi udara, harus zero accident. Kita budayakan, serta manfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Awal. Beberapa hal menurut Awal menjadi fokus PT Angkasa Pura II, meliputi pencapaian accident rate operasi penerbangan, frequency rate kecelakaan kerja, tindak lanjut audit keselamatan, hazard reporting, serta pelaksanaan kegiatan runway safety team meeting dan panitia pembina K3. “Kami harus memastikan, dicek kembali seluruh armada dan peralatan di sisi udara. Dari hasil evaluasi harus memunculkan pola mitigasi yang diterapkan dalam kegiatan operasional di sisi udara sehari-hari. Mitra kerja dan mitra usaha harus berperan aktif dalam pelaporan potensi hazard yang ada di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta,” tuturnya. Berdasarkan pelaporan data keselamatan di Bandara Soekarno-Hatta, secara signifikan mengalami peningkatan dari 52 laporan di 2015, meningkat menjadi 162 laporan di 2016. Adanya peningkatan yang cukup signifikan ini, didorong oleh penerapan sistem informasi teknologi, sehingga mempermudah pelaporan. Sementara 2017 jumlah laporan keselamatan sebanyak 66 laporan. (rls/abd)

Sumber: