ITALIA MENGELAK TRAGEDI
ITALIA sedang berjuang untuk bisa tampil di Piala Dunia 2018 melalui jalur playoff Zona Eropa menghadapi Swedia pada 11 November (leg pertama) dan 14 November (leg kedua). Walau banyak pihak yang optimis Italia mampu melampaui hadangan Swedia, tapi publik Negeri Pizza itu was-was Tragedi 1966 terulang kembali. Eks penyerang Gli Azzurri Pierluigi Casiraghi menyebut jika tim arahan Giampiero Ventura gagal lolos, maka itu bakal serupa dengan tragedi di Piala Dunia 1966 silam. Tapi pandangan berbeda diungkapkan eks pelatih timnas Prancis Raymond Domenech. Domenech menyebut Italia tak lolos hanya akan jadi tragedi untuk publik negeri tersebut, bukan untuk dunia. Meski demikian, Domenech memperkirakan Italia untuk lolos mengingat mereka punya pengalaman dan kualitas lebih dibandingkan Swedia. "Tak ada Italia di Piala Dunia adalah tragedi? Itu akan jadi tragedi untuk kalian (media Italia), tapi tidak untuk dunia. Dunia malah berisiko kehilangan Argentina sebelumnya," kata Domenech kepada Gazzetta dello Sport. "Akankah Italia lolos? Tentu saja, lihat saja ke edisi 2006, kalian punya semua masalah itu dan masih memenangi turnamennya." "Italia punya para pemain yang tahu bagaimana caranya mengatasi tekanan, Swedia jauh lebih sedikit. Mereka hampir lolos dari grup, tapi hidup memang rumit," imbuhnya seperti dikutip Football Italia. Italia diunggulkan secara catatan pertemuan setelah tak pernah kalah di lima duel terakhir kontra Swedia. Dalam periode itu, Italia bahkan menang empat kali meski dengan selisih tipis-tipis. Hal serupa diyakini pemain timnas Italia Alessandro Florenzi. Pemain yang tak berhasil masuk skuat akhir di Piala Dunia 2014 tak mau kegagalannya terulang. Makanya pemain AS Roma itu ingin memastikan Italia bisa lolos ke Rusia dengan dirinya berjuang didalamnya. Florenzi tak tampil di Piala Dunia 2014 di Brasil setelah tak masuk skuat akhir yang dibawa pelatih Italia saat itu, Cesare Prandelli. Di edisi itu, Italia tampil mengecewakan dengan tersingkir di fase grup usai kalah saing dengan Kosta Rika dan Uruguay. Namun Italia bisa saja menjalani momen yang lebih pahit kali ini karena bisa saja gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Italia masih harus melalui laga play-off dua leg melawan Swedia untuk ke Rusia tahun depan. Florenzi, yang dipanggil untuk memperkuat Italia menatap duel penting ini, bertekad mencegah mimpi buruk tersebut. Selain ingin meloloskan Italia ke putaran final, dia tak mau lagi melewatkan kesempatan tampil di Piala Dunia. "Sebuah kegembiraan dan kebanggaan bisa kembali ke tim nasional untuk memainkan play-off yang sulit ini," ungkap Florenzi dikutip Football Italia. "Semua orang memimpikan untuk tampil di Piala Dunia. Saya tak berhasil mewujudkannya di 2014, tapi saya akan mempertaruhkan hidup saya di lapangan untuk bermain di 2018 nanti," imbuhnya. Menghadapi duel melawan Swedia yang selalu berlangsung ketat dengan skor di lima pertemuan terakhir selalu tipis, Florenzi pun memastikan mereka akan keluar sebagai pemenang. "Ini laga yang sulit, tapi kami adalah Italia dan kami tak takut siapapun. Kami akan perlu rasa lapar dan sinisme yang besar, tapi para pemain muda akan memainkan peran mereka," ujar pemain 26 tahun ini. "Saya ada di tengah-tengah, saya sudah berada di tim nasionaol selama beberapa tahun tapi belum ada apa-apanya dibandingkan para senator tim ini, yang sudah menyalurkan pesan apa yang harus menjadi tujuan bersama: kami harus ke Piala Dunia." "Ini adalah laga krusial untuk alasan-alasan yang semua orang tahu. Mereka adalah tim yang sangat mengandalkan fisik, kompak, dan bergerak sebagai satu kesatuan. Kami perlu menunjukkan kualitas kami sendiri, yang mana ada banyak, kami perlu menandingi kecepatan mereka," tandasnya. (apw/dtc)
Sumber: