IKEA Teras Hadirkan Produk UKM
TANGERANG- IKEA Indonesia mengenalkan produk Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui IKEA Teras Indonesia. Pameran UKM ke-8 kali ini menghadirkan produk kerajinan dari anyaman rotan, kerajinan kain khas Palembang serta produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun yang digabungkan dengan kerajinan patchwork, yang diselenggrakan di area pintu masuk toko IKEA Alam Sutera, Minggu (5/11). Teras Indonesia merupakan kerjasama antara IKEA Indonesia dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Pameran yang ke-8 ini diikuti tiga peserta UKM, yaitu Ratna Art Shop, Galeri Wong Kito dan Deviore Fashion & Craft. YDBA sendiri merupakan lembaga nirlaba milik Astra International yang sudah 37 tahun melakukan pembinaan kepada UKM di berbagai daerah di Indonesia. Melalui kedua belas cabangnya, YDBA mengembangkan UKM mitranya agar naik kelas, mandiri dan mempunyai bisnis yang tahan lama. YDBA telah memberikan pembinaan kepada 9.828 UMKM. Country Marketing Manager IKEA Indonesia, Eliza Fazia mengungkapkan, ingin menawarkan kepada pengunjung setia IKEA agar berbelanja produk unik di akhir pekan. Pameran ini dilaksanakan secara konsisten dalam rangka memperkenalkan produk UKM yang sangat unik dan khas. Sebelum menampilkan produk-produknya di IKEA Alam Sutera, kata Eliza, tim interior designer memberikan pengetahuan tentang tips menata display yang menarik layaknya retail berkelas internasional kepada ketiga UKM yang berpartisipasi. Pengetahuan tersebut diberikan untuk membantu mengangkat nilai dari produk yang ditampilkan. “Tak hanya pada pameran Teras Indonesia, tetapi dapat bermanfaat pada pameran-pameran berikutnya di tempat lain," terang Eliza. Produk Galeri Wong Kito yang memiliki keunikan tersendiri dengan memanfaatkan pewarnaan alam dari air sisa limbah gambir pada jumputan yang merupakan produk potensi daerah di Kabupaten Musi Banyuasin. Produk ini mengajak generasi muda agar lebih kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam di sekitar serta memberikan suatu nilai tambah, manfaat, dan menciptakan sesuatu yang menjadi potensi daerah sekaligus lapangan kerja. Kini, galeri ini sudah mempunyai dua cabang pemasaran di Galeri Dekranasda Kabupaten Musi Banyuasin dan di Palembang. Sedangkan Deviore Fashion & Craft menampilkan produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun, yang digabungkan dengan kerajinan patchwork. Konsep dari fashionnya menampilkan kreatifitas bagi kaum muda, bergaya modern, simpel, dan ramah lingkungan. Dengan target pasar wanita usia 20 hingg 50 tahun. Deviore Fashion & Craft berasal dari membuat baju batik dan tenun, dan memanfaatkan sisa kain untuk membuat kerajinan lainnya, menjadikannya produk ramah lingkungan dengan zero waste. Terciptalah usaha brand Deviore dengan 2 jenis usaha di bidang fashion dan craft. Deviore Fashion menghasilkan pakaian jadi dan limbah kain, dan menerima limbah kain yang kemudian diolah menjadi produk kreatif dengan nilai seni dan nilai jual yang tinggi,"tambah Eliza. Sukarji, pemilik Ratna Art Shop mengatakan, UKM yang didirikan di Lombok sejak tahun 1978 dengan memiliki 5 orang pengrajin. Awalnya hanya membuat tempat tembakau dari rotan untuk digunakan sehari-hari. Kemudian mulai dipasarkan ke Bali, saat itu Lombok belum terlalu dikenal wisatawan dan masih sepi pengunjung. "Semakin meningkatnya permintaan dari pembeli, Ratna Art Shop pun berkreasi membuat aneka macam produk kerajinan rotan untuk dekorasi rumah, hotel, maupun pemakaian sehari-hari," ungkap Sukarji. (mg-7)
Sumber: