Jegal Vinales di Rio Hondo
TERMAS DE RIO HONDO - Setelah membuka musim MotoGP dengan penampilan sempurna di Qatar, rider Movistar Yamaha Maverick Vinales akan menghadapi ujian berikutnya di Argentina. Sepertinya akan lebih berat lantaran sirkuit Termas de Rio Hondo begitu familiar dengan rival utamanya Marc Marquez.
Tahun lalu, Jorge Lorenzo juga sempat mencuri perhatian dengan memenangi balapan pembuka sama seperti Vinales. Namun begitu balapan berpindah 14 ribu kilometer menuju Buenos Aires bagian barat Marquez langsung mengambil alih kendali.
Ini adalah tahun keempat Argentina menjadi tuan rumah balapan kelas premium. Tiga musim sebelumnya Marquez menjadi kampiun pada 2014 dan 2016. Selama tiga musim itu pula sang juara bertahan selalu memulai lomba dari pole position. Sekali gagal menjadi juara pada 2015 karena mengalami kecalakaan saat bertarung di depan.
Artinya, Marquez tak pernah absen dari persaingan perebutan podium teratas di Argentina. Usai mengevaluasi penampilannya di Qatar, rider 24 tahun itu mengatakan timnya sudah mengidentifikasi masalah yang dan sudah bekerja siang dan malam untuk bisa kembali bertatung di Rio Hondo.
"Aku sudah tidak sabar bisa kembali ke Argentina dan melihat bagaimana hasil kerja keras tim," ucap bintang Repsol Honda itu seperti dikutip GP One. Melihat ketangguhan Vinales di Qatar, juara dunia MotoGP tiga kali tersebut mematok target finis di podium Minggu nanti (Senin (10/4) dinihari WIB).
Argentina hanya ramah kepada Marquez, tapi juga Honda. Pada 2014 Daniel Pedrosa finis runner up. Sementara tahun lalu mengakhiri lomba di urutan ketiga. Pada 2015 pembalap Spanyol itu absen karena harus menjalani operasi arm pump.
Statistik tersebut bukan hanya alarm buat Vinales tapi juga Yamaha. Karena Termas de Rio Hondo membutuhkan power mesin mumpuni untuk bisa bertarung di depan. Namun Valentino Rossi juga punya catatan bagus di sana. Pada edisi 2015 dia merengkuh juara dengan penampilan gemilang. Sementara tahun lalu dia merebut posisi runner up.
Datang ke Argentina pekan ini Rossi mengkhawatirkan kondisi permukaan aspal trek yang licin. Cengkeraman ban menjadi rendah karena seringkali sirkuit diselimuti debu. Rossi mengungkapkan, ban yang dibawa Michelin musim ini terlalu lunak ketimbang tahun lalu. Itu dirasakannya sepajang uji coba musim dingin. Karena itu dia sempat tidak percaya diri ketika memasuki tikungan. '
"Ini adalah trek yang aku suka dan aku senang membalap di sana (Argentina). Aku berhadap kondisi aspalnya bagus, karena tahun lalu sangat sulit. Aku berharap bisa membalap lebih baik dan mencoba lagi meraih podium," ujarnya.
Rossi sempat meminta untuk kembali menggunakan chassis YZR-M1 tahun lalu karena merasa feeling roda depannya lebih baik. Tapi Yamaha lebih senang jika dia tetap bertahan dengan spek 2017.
Mengingat lay out sirkuit yang mengalir para rider top sebaiknya tak melupakan kehadiran Ducati di sana. Hanya berselisih 0,4 detik di belakang Vinales di GP Qatar membangkitkan kepercayaan diri Andrea Dovizioso untuk kembali bertarung akhir pekan ini. Dia buka hanya pesaing terkuat Vinales di Qatar tapi juga satu-satunya rider Ducati yang mampu finis enam besar.
Sementara itu kemenangan bersama Yamaha di Qatar tak pelak membuat Vinales harus merasakan tekanan besar. Kini ekspektasi penggemar MotoGP akan selalu tinggi ditimpakan kepadanya agar selalu tampil hebat. Ini pula yang dirasakan Vinales jelang GP Argentina akhir pekan ini. "Aku bisa merasakan tekanan itu karena level membalap lawan-lawanku sangat tinggi. Tapi itu justru memotivasiku untuk selalu bekerja keras," ucapnya. (jpnn/apw)
Sumber: